Senin, 29 Oktober 2012

Secangkir Air




Ketika kita ingin secangkir air ternyata hati kita ingin suatu yang lebih kemudian ditambahkan dengan sirup, masih kurang  rasanya kita butuh es cream diatasnya untuk pemanis rasa, masih kurang lagi lalu perlu tambahkan garnish diatasnya, ternyata itu tak cukup perlu sedotan untuk mempermudah air masuk ke tenggorokan… terus dan terus. Tapi ternyata tubuh kita sebenarnya hanya butuh air minum, namun seringkali nafsu menghasut keinginan yang tinggi. Dan siang ini saya mengerti ketika suami saya bilang: 


“semenjak dah nikah jd lebih paham arti nikmat sesungguhnya. Ternyata gak ada kenikmatan yg mutlak di dunia ini selain nikmat dpt ridho dr Allah semata”.

Kita memang butuh keridhoan Allah untuk mencari berkah dunia dan akhirat. Thanks Allah sudah memberikan seorang jodoh yang mengajariku banyak hal tentang-Mu. Mahasuci Allah yang tidak menciptakan segala sesuatunya sia-sia ^^

Senin, 08 Oktober 2012

Peran Gula Dalam Hidup



Betapa hebatnya jadi gula…
Tidak pernah beradu hebat dengan kopi maupun susu
Ketika gula dicampur pada keduanya, rasa yang dominan justru ada pada kopi,dan susu,
Gula selalu mudah larut di dalam air
Warnanya tetap bening sebening rasanya…
Tetap konsisten menjaga rasa yang manis..
Tidak berubah,
Gula bisa menjadi yang termanis di situasi terpahit
Gula tetaplah gula dengan rasanya tanpa menunjukan wujudnya.










just simple sugar...

Saatnya Meniup Kenanganmu, kawan!



Ketika seorang penulis memainkan jemarinya diatas papan keyboard dan ia mlulai mengandalkan halusianasinya untuk berfikir sebanyak celah kosong diatas kepalanya… berfikir, tapi lagi-lagi isi dalam kepala ini seolah tak stabil mengandalkan perannya. Semakin asik bermain huruf demi huruf tapi tak ada yang jitu membentuk sebuah paragraf menarik.

Setiap orang bukankah bisa bisu melawan kata-kata karena ulahnya, semakin saja kebisuannya diperparah dengan 2,3,5,bahkan berpuluh-puluh tahun masa silamnya. Menyedihkan bukan? Dan saat ini tulisan ini berbelok lagi menuju beberapa tahun silam itu lagi. 

Olehmu.. catatan yang terbuka oleh selah-selah jemari yang saling bersingungan…dulu di lembar ini ada tulisan yang ku coret kemudian kulangi lagi di lembar  berikutnya.. apa itu? menuis namamu. Lembaran ini semakin menegaskanku bahwa aku seperti seekor semut yang sedang menggali sarang untuk mengubur dirinya sendiri. 

Tak lagi, aku janji tak lagi untuk mengasah kenangan yang bisa menusuk kapanpun otakku berhenti untuk berfikir.  Tak ingin lebih dulu setan mengendalikan otakku, kemudian ia  semakin tak tahu diri  untuk mengendalikan hatiku. 

Di lembar berikutnya ada benci terus saja meraung-raung sosoknya.tapi uniknya itu tak berlangsung lama. seorang datang dan bilang “ aku beri penghapus dimana hanya orang tertentu saja yang bisa menerimanya”. Kemudian aku menghapusnya,,, tapi org itu bilang lagi ‘ cara menghapusnya tidak semudah menghapus tinta diatas kertas putih’. Itu lah pelajaran bagaimana menutup kenangan.

Sulit, ini bagiku sulit menghapus kebencian yang bukan lagi hanya berbekas, tapi terpatri sudah. Aku tak mau belajar membodohi diriku sendiri… dilmbar berikutnya aku mulai bilang “yang kecil akan menjadi besar”. Aku tertawa dilembaran ini.. tanganku bilang lalu menulis “ aku bahagia menjadi seorang sahabatmu” lagi-lagi tanganku mulai membohongi hatiku.. 

Aku lelah mengandalkan saat bentuk hati yang tak tau rasanya bertrimakasih.. tak pernah sejalan dengan isi kepalaku, selalu bilang ini sulit bahkan tak menepi… hilang arah lewat lembar terakhir aku tak lagi menulis kata-kata ku dengan tinta merah yang biasanya ada setetes dua tetes kata yang rusak akibat  mataku yang masih saja cengeng. Di lembar itu aku sulam dengan rajutan yang kubuat terlebih dahulu polanya. Kau tahu apa yang aku sulam di lembar terakhirku..aku hanya bilang “ pergilah dan aku akan pergi jauh dari kedua pasang matamu, mulanya kau mungkin masih menungguku,tapi perlahan sepasang matamu hanya setitik yang kulihat sampai pada akhirnya kedua mata itu hilang dan  aku Bangga mengiklaskanmu pada tuhan". Dimana tak akan pernah ada yang terlahir untuk abadi, termasuk cinta yang dibanjiri air mata dan aku mulai berfikir lagi betapapun hanya sebatas air mata, tapi air mata tetap saja milik-Nya, dan segala sesuatu miliknya pasti akan dimintai pertangungjawaban. 

(for my friends… semoga suka sama kata’nya hanya ini yang bisa saya berikan untuk setidaknya mengurangi masa-masa yang tidak menyenangkan dalam hidupmu, move on girls karena hidup terlalu singkat untuk ditangisi)

Kamis, 04 Oktober 2012

M.A.T.A





Sepasang matanya semakin mendekat
Mulai kuhitung hari untuk menangkap sepasang mata itu
Mata yang tak sama dengan sepasang mata sebelumnya..
Aku berharap ada takdir baik tuhan dimatanya
Mata yang tanpa mau menatapku..
Mata yang membuatku terus tersirat ingin menembus maknanya
Aku bukan butuh matamu, tapi mata hatimu…
Mata hati yang tak layak mati di dunia…
Mata yang mampu menyalami luka tatapan mata sebelumnya
Mata yang tidak mengangapku sebagai seorang anak kecil dimana
Ketika sepasang mata ini menangis, sepasang mata itu pergi dan hanya bilang
“biarlah…kamu hanya seorang anak kecil”
Adalah  penting jika sepasang mata yang akan mendekat padaku
Sepasang mata yang tidak pernah busuk mempermainkan mata hatinya