Kamis, 26 Januari 2012

Atas kesempatan



 “ Allah mengajari saya menangis dan tertawa, dalam waktu yang singkat “
Hari ini aku berjalan dengan arah berbelok dari tempat tujuan. Fikiran mungkin tidak sedang  bersahabat di sini. Lurus...mencoba beranjak menjauh dari semua orang yang sibuk dengan aktivitasnya “ duduk ditengah alam yang begitu indah serta-merta memberikan pelukan hangat disaat aku butuh itu.
Hari ini aku masih sempat membayangkan situasi rumah dan juga tanpa terkecuali situasi hati.
(“  Dasar memalukan...!!!” )
Suara tepat disampingku, suara keras seorang ayah yang tengah mencaci seorang anak gadisnya. Aku seolah menghentikan bayanganku tentang situasi rumah dan tanpa sadar aku telah dibawa rasa ingin tahu untuk mengetahui maksud kekecewaan sang ayah.
“ kamu tahu ayah dan ibu membesarkan kamu dengan penuh kasih sayang dan cinta,,,sampai sebesar inipun aku berusaha untuk membuatmu bahagia, tapi kenapa di tengah-tengah pernikahanmu kau malah pergi dan memalukan kami hanya demi mengejar laki-laki yang tidak mencintai kamu, kamu benar-benar mengecewakan ...!!”. Kata seorang bapak setengah baya yang terus mencaci anak gadisnya.
Aku haya mendengar dari obrolan itu bait terakhir dari gadis muda itu “ Aku hanya mencoba melawan apa yang ada dihatiku tapi itu tidak bisa”.
Hampir tak bisa aku mengambil rasa seperti apa jika disituasi sang gadis itu ataupun sebaliknya. Tak ingin berlama-lama akupun pergi ke satu sisi masih di tepi pantai ini, aku bisa diam dan menikmati angin kencang terus mengibarkan kain kerudung yang berada di kepalaku. Aku melihat begitu indahnya kain kerudung ini jika angin meniup semilir, aku membayangkan satu kata di dalam lubuk hati yang terdalam.
“ Allah, apakah aku pantas menyandang kain kerudung ini ?, apakah aku berhak mendapatkan kehormatan dibalik sehelai kain yang menutupi kepalaku? Sesungguhnya hanya engkau yang mengetahui apapun yang tersembunyi, sesuatu yang tidak pernah bisa dilewati batas pemikiran manusia. Apabila kerudung ini tak pantas kusandangkan mengapa  ia ingin berlama-lama di kepalaku? “.
Subhanallah, aku melihat anak kecil tepat di depanku ia hanya tersenyum melihat wajahku yang penuh dengan banjiran air mata ia terus tersenyum seolah memberikan aku pertanda untuk bisa tersenyum sepertinya. Apakah ini pertanda jawaban apa yang aku bayangkan barusan . Aku menarik nafas sedikit saja dan terus membayangkan lagi satu ayat yang membuatku semakin yakin di surat Ar-Rahman  “ Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan” .
Tidak ada sudut ketika kita berada di dekat laut, di tengah pantai  hanya gemuruh ombak dan juga angin yang saling bersahutan. Dan alam memberikan aku kesempatan untuk berbagi, untuk  belajar ikhlas tanpa  memelas.
“Sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar “
Setiap hari, aku berusaha untuk tidak mengeluh, meskipun rasanya harus mempertaruhkan diri dan emosi tingkat tinggi. Meskipun aku tahu tidak ada satu orangpun yang mengetahui takdir di kelanjutan.
Allah tahu seribu cara menepis rasa di dalam dada anak adam, tapi jika Allah berkehendak apapun bisa terjadi diluar penolakan kita, terimakasih atas kehormatan yang masih terjaga, cinta yang Engkau titipkan pada orang yang tepat dan menghargaiku sebagai seorang wanita. Maafkan tingkah lakuku ya Rabb yang  selalu melukai hati orang lain, melukai hati orang-orang yang mencintaiku, tidak akan pernah ada wanita yang mau menyakiti hati siapapun, dan tidak ada wanita yang ingin disakiti oleh wanita manapun.
Tempat ini begitu jauh lebih menghargaiku,lebih memberikan kedamaian tanpa rasa tersudut oleh semua caci maki. Terimakasih pada kesempatan hari ini yang mengajari untuk  jauh lebih dewasa dan bersyukur.

Selasa, 17 Januari 2012

Miss U Jakarta



Dan baru lagi disini saya bisa menikmati tinggal dengan orang tua, ya dirumah ini, rumah yang sudah hampir 3 tahun saya injak hanya 1 minggu sekali kini semua serasa mimpi atas harapan kemarin-kemarin kalau saya  pingin tinggal sama orang tua sendiri bukan sama nenek .Tapi rasanya nothing special, kangen juga sama suasana Jakarta utara, Sunter....
Banyak  alasan kenapa saya kangen banget sama Jakarta. Tapi satu hal tentang rumah nenek saya itu dimana tempat itu ngasih banyak kedewasaan dan kemandirian saya. Meskipun jauh dari orang tua semangat dan kasih sayangnya juga gak akan pernah terkikis bahkan doa-doa yang saya panjatkan begitu ngjlep banget kedasar hati. Yupps di kota ini banyak banget hal yang mungkin kalo kita ngak kuat mental dan berprinsip kuat kita bisa tersesat dengan pergaulan yang salah. Untung  banget punya orang tua yang percaya meskipun saya seorang perempuan.
Banyak hal yang mungkin gak bisa saya  pedar dengan kata-kata, pokoknya Jakarta bisa ngasih saya petunjuk menuntun jati diri yang sesungguhnya. Lebih sabar ditengah-tengah kemunafikan, antusias, dan juga rasa egoistis yang tinggi. Jakarta juga udah mampu menaklukan kerasnya hati saya jadi meleleh karena setiap hari ngeliat karakter abah yang sungguh membuat saya bangga punya seoarang kakek seperti dia. Tiap hari ngak pernah sedikitpun kakinya melangkakan ke tempat yang ngak bermanfaat selalu shalat 5 waktu di masjid, ngak pernah ninggalin ngewirid al-Quran, bunyi pintu tepat jam 3 selalu ngebangunin saya buat qiyamulail dan bermunajat dengan tetesan air mata... ya Allah indah banget suasana itu, sumpah saya rindu masa-masa itu......
Kini banyak yang berubah, namun semoga perubahan bisa membuat suatu yang lebih baik lagi. Di Jakarta juga banyak hal yang menyakitkan tapi itu dia hebatnya Allah selalu ngasih saya kebahaiaan yang lebih setelahnya. Bahkan kebahagian itu lebih dari apa yang saya harapkan dan semua yang menyakitkan lebih dibalas menyakitkan daripada apa yang saya pikirkan .
Menjadi mandiri yang sesungguhnya, optimis, rasa ingin selalu memperbaiki diri, rasa ingin selalu berdekatan dengan kasih sayang Allah... ya Allah jangan kikis rasa itu setelah tiada lagi suasana seperti itu.

Kamis, 12 Januari 2012

-Waiting is Boring-




Aku menoleh lagi kebelakang ....ternyata tidak ada ....
Aku berhadapan kedepan ternyata ia pergi....
Bergeser ke kiri tenyata terlalu jauh...
Ya,,,, jauh untuk mencari sebuah kesempurnaan.....
Seorang ibu pernah berkata padaku,”hai gadis muda, apa sebenarnya yang sedang kau tunggu selama ini? “
Dari pertanyaan itu aku tahu sebenarnya ia bukan bertanya perihal tentangku yg tengah berdri menunggu. Namun lebih dari sekedar itu,aku tau bahwa pertanyannya menyudutkan dengan penantianku sudah terlalu lama aku menuggu seseorang  yang aku rasa nyaman dan bahagia jika bersanding dengannya. Aku pun akhirnya menjawab 5 menit setelah otakku berfikir maksud pertanyaannya, “aku hanya asal menunggu” ya jawaban singkat yang seolah menyepelekan waktu. Tanpa membuang waktu yang semakin membuat sakit akhirnya aku  berusa membelokan topik selain kata menunggu.
Lebih tepatnya aku bosan menunggu, dan ternyata aku sadar menunggu adalah hal bodoh yang membuatku semakin bodoh dibuat waktu. Saat ini aku berusaha sadar dan mengangap waktu seolah tidak pernah berputar menuntun kebodohanku. Sepi ini terus membuat aku semakin terpojokan dengan sebuah kaliamat, “ Pantaskah kamu menunggu?” tentu jika akal sehat yang menjawab pasti ia berkata “ Tidak” .
Satu hal yang saya garis bawahi, bahwa tidak pernah ada bedanya laki-laki dan wanita dalam soal menunggu. Bahkan rasullullah pun sangat suka terhadap orang yang jujur ketika seorang wanita mengungkapkan perasaannya, bahkan Rasullulah begitu sangat mecintai Siti Khadijah yang pertama kali mencintainya.  Ya  begitupun aku, dan aku bukan seorang istri rasullullah yang bisa berjuang dengan keterbatasan aku, aku tetaplah aku,
Diakhir penantian saat ini aku sadar bahwa selama ini seseorang yang aku cari tidak jauh dan tidak pernah meninggalkan dan terus berdekatan dengan aku,,,seseorang yang mungkin tidak sama dengannya,,, namun satu hal yag aku tau tentangnya saat ini,  aku berjanji jika suatu saat tiba aku  akan berusaha menjadi pendamping yang mampu menyejukannya seperti selama ini ia selalu menyejukanku dengan kalimat ringan penuh semangat. Sampai saat ini pun aku tidak memiliki ambisi seperti wanita lainnya, aku hanya ingin satu hal “ berharap bisa menjadi tempat yang nyaman untuk pendampingku kelak, dan menjadi wanita terhebat disaat ia lemah... dan itulah dia saat ini bagi saya “Simple Person is you...”

Rabu, 11 Januari 2012

Nikmati Kebodohanmu




“ Ngerti apa ora???””
“ Ngak”
“ Ih bodoh banget sih ...!!!”” (Gumprang..... sambil mecahin piring )
“ ya  saya memang lagi menikmati kebodohan saya” (dengan nada datar , polos tanpa dosa)
“ What...???”
Menikmati kebodohan,,, sebuah kata yang konyol buat saya  kalo boleh jujur kata ini mungkin agak nyeleneh, tapi akhirnya gak tu kenapa lewat kata ini juga saya mendapatkan inspirasi,,, ya inspirasi untuk menulis.
Percaya gak,, kadangkala kita merasa ngak sadar kalau kita lagi menikmati sebuah kebodohan yang kita buat sendiri. Masa???  Perlukah kita bersikap bodoh sementara kita mampu untuk berbicara, melihat ,mendengar serta merasakan betul apa yang seharusnya kita sampaikan. Bodoh atau berpura-pura bodoh ya???  Atau seolah menipu diri sendiri.
Persis kekonyolan kata-kata ini membuat saya merasa mencoba menikmati kondisi yang hampir sulit untuk dijalani. Kondisi dimana seharusnya kita bisa memandang setiap sudut dengan logika yang sesungguhnya. Tapi seringkali kita terjebak dan terus menuntun kebodohan itu sampai ke arah klimaks.
logika dan rasa memang harus berimbang, sepertinya harus memiliki takaran yang pas jika kita satukan serba pas jika kita ukur dengan seksama. Satu hal yang sampai ini belum tersadar di diri saya sambil menatap hujan mengguyur jakarta siang ini sambil berbincang dengannya melalui HP tipis ku ini.
Dan akhirnya saat ini saya sadar
“ Jika saya itu bodoh”
“Jika saya bosan menangis dengan kebodohan saya”
“Jika saya diam .... itu bukan karena pintar”
“Jika saya tidak bisa mencoba menahan rasa keingintahuan saya lebih jauh lagi”
“ jika ambisi saya hancur bagaikan abu vulkanik”
“ Jika saya bukanlah dia, kamu, anda, atau mereka”
Well.... dengan “Menikmati kebodohan” saya pun akhirnya punya satu harapan :
“ Bahwa ketika semua usaha yang kita lakukan tiada jawab, semua yg telah kita korbankan terasa sulit untuk kita terka-terka, modal air mata yang habis setiap harinya, saya hanya bisa kembalikan semuanya pd titik “ 0” ketika manusia tidak bisa berfikir batas kemampuan apa yang telah dipersiapkan oleh-Nya, dan saya pun  menikmati kebodohan ini dengan senyum dan air mata”.
-“Enjoy Your Stupid” -




















Sabtu, 07 Januari 2012

Mahalnya sebuah “Ide”



Bagi saya ide itu tidak bisa dibeli atau bahkan dibayar dengan apapun, karena ide itu mahal. Bisa di ibaratkan ide itu adalah jati diri seseorang. Setiap orang disetiap harinya pasti tidak akan memiliki ide yang sama dengan yang lainnya. Berbeda pandangan dalam menyusun strategi itu pasti ada. Ide yang digali pun kadang-kadang bisa jauh seperti apa yang kita harapkan namun bukan hal yang tidak mungkin ide juga bisa menjadi ketidakharapan dengan apa yang kita bayangkan.
Mengapa ide itu mahal?  “ Sebab, ide itu lahir dari pemikiran , kemudian direalisasikan atau mungkin sebutan yang sering diucapkan para progammer ialah diimplementasikan ke dalam bentuk yang tadinya hanya halusinasi ,,, abstrak dituang kedalam bentuk nyata”. Karena gak gampang ide itu bisa bermunculan kalo bukan karena  kasih sayang tuhan kepada kita untuk mendapatkan ide-ide baru setiap harinya ngak mungkin kit bisa bertahan di dunia ini.
Ayo,,, apa contohnya?  Singkat saja Ketika sang ibu tidak punya ide menemukan masakan apa yag akan dimasak hari ini, alhasil bukan hanya berdampak pada dirinya saja kelaparan, tapi anak dan suami pun ikut terlibat tidak bisa makan karena sang ibu berdalih “ hari ini tidak ada ide untuk memasak” itu salah satu contoh klisenya saja. Mahal memang sebuah ide.
Setidaknya kita bisa bandingkan betapa harga mahal sebuah ide dihargai sepadan dengan dengan kantor Google yang menyediakan design ruangan serta fasilitas senyaman dan sebagus mungkin untuk para karyawannya hanya demi menghasilkan sebuah kata “ ide” tapi berbanding terbalik dengan negara kita seorang fresh graduate saja sengaja diperas idenya pagi, siang, malam, hanya untuk  mencari, menghasilkan dan menjual sebuah kata “ Ide” tapi dibayar dengan hasil gaji hanya batas UMR..
Jika saya boleh bertanya pada kalian, mahal mana tenaga atau pikiran ???
Kalo dari pengamatan saya yang mungkin agak sedikit pragmatis namun tetap idealis jelas yang termahal adalah “Pikiran” . Tenaga bisa dibeli dengan upah sebera pun,,  tapi apa yang ada di dalam isi kepala kita pastinya tidak bisa ternilai harganya. Betul gak????
 Saran terakhir untuk sebuah ide yang mahal :
“ Ide itu mahal bu, pak, nek, kek, nak, cu,om,tante, kak, mba........ jadi jangan pernah menyepelekan ide seseorang. Barangkali apa yang kalian nilai ide itu si anu “ ngak bagus” ide si anu “ kurang berbobot” padahal ada hal terhebat dibalik ide yang kita pandang sebelah mata. So,,,  membangun ide itu mahal, kita haraus bersyukur memiliki otak di dalam kepala yang ngak bisa dicuri atau bahkan ditiru dengan orang lain”

Rabu, 04 Januari 2012

Harga Diri Hukum Dengan Sepasang Sendal Jepit



Separah inikah hukum di Indonesia?,,,,,
saya bingung, anda, begitpun dunia yang sempat memberitakan di salah satu situs The News Zealand Herald, memuat berita berjudul, "Indonesia's new symbol for injustice: Sandals" atau "Simbol ketidakadilan di Indonesia: Sandal". Ini bukanlah kasus pertama hukum di Indonesia malah mempermasalahkan masalah sepele, masalah rakyat  yang berujung pada penderitaan masyarakat kecil. Melihat kasus kebelakang lainnya, bisa dilihat dari kasus Prita Mulliyasari, kasus  suster ngesot, dan masih banyak lagi...saya hanya bisa bertanya “untuk apa?”  masih banyak kok koruptor yang nilep uang negara namuan dibiarkan, bahkan dilindungi sampai dikawal sama algojo-algojo pemerintah super maco. 
Ampun ya Allah,,, sebegini  kerasnya kah hukum di negeri sendiri.... apa udah hilang sila ke 5 pancasila ya :
“ Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”.
kalo kita jabarkan dalam sila ini sangatlah dalam dan saya pun sampe merinding baca sila kelima ini. Kalo saya mau tanya sudah adil kah pemerataan kesejahteraaan masyarakat menyeluruh, bukan disalah satu aspek aja ya,,, tapi global...?? belum kan...!!!.  Ngak usah ngaca jauh sama pemerintahan coba lihat di lingkungan keluarga salah satu keluarga yang mempunyai 2 istri,,,, adil kah?? Jawabannya “ gak akan”..!!!. Jangankan aturan  yang dibuat oleh manusia seperti pancasila, Al-Quran aja masih bisa direkayasa dan kita masih bisa berdalih dengan bantahan-bantahan seolah kita bisa adil.
Saya mohon,
Hentikan hukum rasis yang melindungi oknum-oknum tertentu , terutama orang- orang yang berlakon penting di pemerintahan namun hanya jadi penjilat harta rakyat.
Selesaikan kasus besar baru kita bisa menata kasus kecil
Hukum bukan objek kan,,, ???? ngak bisa dibeli dan dibayarin tapi orang-orang yang duduk di bangku hukum itu seharusnya orang-orang yang memiliki hati nurani bak “ malaikat” bukan “penjilat”.
Apa serendah itukah hak seseorang di dalam sebuah pemerintahan, belum cukup ngambil uang rakyat , rakyat kecil juga yang harus kena batu sundulan orang-orang atas. Ampun deh.... ampun DJ,,, saya sih jujur ngak seneng sama sesuatu yang berbau politik, it’s oke lah kalo mereka Cuma jadiin hukum sebagai tameng politik, tapi saya  please dong pak,,,, rakyat itu bukan korban dari kardinalitas mafia hukum. Rakyat itu hidup Cuma butuh makan.... butuh keadilan selebihnya ngak nuntut ini itu kok...
Hukum bagi saya itu hak,,, hak untuk mendapatkan perlindungan dan keadilan setimpal dengan aturan yang ada. Lantas pertanyaannya “ dimana hak kita??? “ okelah,,, jika sulit kita mendapatkan hak prerogratif kita... hak yg mutlak ngak bisa diganggu gugat.
Terus kalo kita maaf ( kentut) di depan umum itu juga melenggar kebebasan hak orang lain, bukan ngak mungkin kan kentut jug bisa diadili di meja hijau. Wong sendal jepit berapa perak aja bisa di diadili kok....!!!
Malu-maluin... bener-bener hukum labil, Cuma gara-gara sendal, Cuma gara-gara kaget terus nendang muka suster ngesot jadi-jadiaan, cuma nyampein aspirasi aja itu salah..... itu melanggar hukum di Indonesia.....WHAT??? apa-apa an nih...!!!
Laluuuuuuuuu....... mereka orang besar kemana???? Kemana??? Kemana??? Apa diumpetin dibalik ketiak ibu pertiwi... No way....!!!!,,,saya yakin kalo ibu pertiwi bisa bicara dia pasti akan bilang “ hentikan tipu muslihat ini”, “hentikan kecurangan ini “, “ hentikan omong kosong ini” .
Kawan tulisan ini adalah salah satu bentuk aspirasi dari rakyat kecil bertubuh kecil seperti saya,,saya bukan Sondang yang rela mebakar diri demi hak keadilan masyarakat, demi hak yang harus diperjuangkan, saya juga bukan seorang Munir yang membela hak setiap orang kemudian mati dibunuh, atau saya pun bukan sosok kartini yang bisa memabangkitkan hak wanita Indonesia. Sedikit ketidak adilan dan masih banyak ketidak adilan lainnya yang mungkin sampai saat ini kita bingung mencari perlindungan pada siapa kala hukum sudah tak lagi berpihak....cukupah Allah saja tuhan sang maha raja yang akan membuktikan disatu masa nanti  mana hitam dan putih yang sesungguhnya.....

Selasa, 03 Januari 2012

Hidup Itu Ibarat Sebuah Bola



Siapa yang tak kenal bola? Lewat bentuk sebuah bola kita bisa mengamati bahwa tidak ada sudut yang mengelilinginya. Bola identik dengan sebuah lingkaran bundar yang selalu diartikan bagi kebanyakan orang ialah pergerakan dinamis, karena  selalu berputar mengukuti gerakannya. Saking dianamisnya  sebuah gerakan bola kadang kita tidak pernah tahu tepi bawah mana yang berputar keatas dan atas yang berputar kebawah.
Seperti itulah jika kita gambarkan, kehidupan seseorang kadang berada diatas kadang juga jatuh dibawah Itu hukum alam dan terus bergerak dinamis mengikuti gerakannya. Mengamati  bentuk  bola saya terfikir bahwa semua yang tidak mungkin pasti bisa mungkin,  semua yang kita nilai tidak pasti suatu saat bisa jadi pasti.  Karena sekali lagi bola berputar berdasarkan gerakannya.
Kenapa harus bulat ?
Seperti hidup yang selalu berputar, pernah denger ngak lagu ST 12 dulu yang belum bubar “ Dunia pasti berputar, ada saatnya kita harus berubah,,, ingat pasti berputar,,, kita harus siap hadapi semua....ikhlaskan segalanya...jalani semua yang ada di dunia” begitu kurang lebihnya. Dunia itu bulat, bola itu juga bulat semua yang  bulat pasti berputar, kecuali kalo ngak digerakin pasti bola itu akan diam. So, selama masih ada gerakan atau kita bisa analogikan sebagai usaha keras agar bola tersebut bisa berputar, kita juga harus memberdayakan gerakan tersebut dengan usaha, perjuangan, dan tekad bulat agar  bola yang kita giring bisa berputar sesuai apa yang kita harapkan.
Sampe lupa sama jawabannya kenapa harus bulat, karena kalo ngak bulat bola itu ngak bisa beputar, atau barangkali ngak bisa  merubah posisi yang tadinya diatas menjadi dibawah ataupun sebaliknya yang ada dibawah pindah keatas.
Bola itu bulat
Bingung pasti baca postingannya, apa bedanya dari sub judul diatas.  Bedanya bola itu bulat loh,,, dan gak akan bisa berubah jadi persegi, lonjong, segitiga ataupun berbentuk kerucut. Sama halnya ketika kita menjalani hidup diatas dunia ini yang bulat. Kita ngak bisa  melawan apa yang tuhan tentukan untuk kita misalnya, kita ingin menjadi orang sukses selama-lamanya 7 turunan dan gak ada yang ngalahin, mungkin gak?  kalo menurut saya sih  mungkin aja, tapi  satu hal yang perlu diingat ketika hidup itu ibarat bola, dan bola itu bulat adakalanya setiap apa yang kita harapkan jauh dengan apa yang kita inginkan. Karena apa? Mungkin karena usaha kita belum membuahkan hasil, atau juga mungkin faktor yang paling mendasar ialah ketentuan tuhan terhadap apa yang digariskannya.
Bola Itu Harapan
Kenapa dibilang harapan? Sebab,kalo bentuknya bukan lingkaran mungkin pupuslah apa yag namanaya harapan. Bola itu bagi saya misteri, misteri bagaimana  bisa berputar dan bagaimana putarannya itu tepat sesuai apa yang kita harapkan. Namun disamping harapan dan usaha kita juga jangan berbangga diri karena manusia memiliki akal yang lemah, sedangkan Tuhan tidak pernah lemah dan tidak pernah meleset dari apa yang telah menjadi ketentuannya. Jadi teruslah berharap dan mewujudkan harapan tersebut hingga menjadi gerakan yang sempurna seperti apa yang kita harapkan.
Ada saatnya semua harus berputar....
Lewat sepenggal bait diatas, kita harus sardar dan membuka mata serta wawasan kita selebar-lebarnya  bahwa yang berputar itu kadang memberikan tawa bahagia kadang juga memberikan tangis malapetaka.  Namun tidak pernah satupun kita  mampu mengupas kapan, dimana, bagaimana kita bisa melewati putarannya apakah dalam keadaan senang atau  mungkin sedih. Jangan pernah merasa puas dan berbangga diri, jangan pernah merasa kita ini paling bruntung atau mungkin objek yan mnederita karena  ikuti saja gerakan putarannya.
Dari bola kita bisa menilai hidup jauh lebih lebar, jauh lebih luas dan jauh lebih mengantungkan harapan bahwa akan ada hidup yang lebih baik lagi. Begitupun apa yang saya rasakan bahwa “ketidakmungkinan  seeseorang  tidak mungkin bisa menguasai kemungkinan sang maha pencipta”.