Rabu, 21 Desember 2011

~ Yang Sulit di Telaah ~



Malam ini saya kaku ditemani serangkaian tumpukan buku dengan satu pesan optimis bahwa sekiranya hidup bisa memperlakukan saya lebih adil dengan balutan malam tanpa jeda. Lebih adil ?? Ya Rabb apalagi keluh kesah  ini, rasanya tak habis untuk memperlakukan diri ini selalu gundah di tepi sudut malam yang enggan menutup setidaknya banyangannya jauh dari siangsana fikiran yang terus berputar-putar di kepala.
Lewat jalur sempit ini  saya mencoba untuk bilang pada diri sendiri bahwa saya mungkin “tidak pantas” atau “ saya mungkin bukan siapa-siapa” atau barangkali “ saya ini siapa?” . Dibalik pertanyaan bodoh yang sungguh menyudutkan saya jauh menjadi sosk wanita paling tidak dinilai lebih baik padahal lemah, lebih bijak padahal curang, lebih sabar padahal tidak bisa mengendalikan amarah.
Dingin ya Ya Rabb,,, akupun tidak mampu menulis syair syahdu shalawat menyentuh kalbu bersama-Mu malam ini, tubuh ku seolah kaku ingin mengadu. Dia bagaikan molekul magnet yang terus tarik menarik dengan ilmu dan rasa yang tak seimbang dan akhirnya saya sadar kekuatan fikiran saya sampai pada titik dikendalikan nafsu haus ingin dibelas kasihaninya.
Saya akui lebih dari rasa cemburu yang kau rasakan pada saya teramat sungguh. Jika malam ini saja angin masih mengajak saya untuk mensyukuri semua nikmat milikMu rasanya tak cukup dengan semua itu meski ingin saya tuang satu persatu sekiranya tubuh ini seakan melemah, kecil dan tak  berarti apapun buat-Mu.
Hilang kelabu mengupas habis rentetan buku hitam dosa yang saya perbuat, dan saya coba memulainya lagi dengan sebuah pertanyaan tanpa tanda tanya. Ibarat garis lurus simetris membentuk sebuah pemikiran  terdalam tapi sayangnya ia berbelok arah melawan haluan semua maksud di pemikiran sempit ini. Seandainya ada tema yang lebih baik untuk memilih hidup yang lebih kita inginkan, bisakah saya meminta melewati semua tema ini tanpa  mengambil salah satupun?.
Tak ingin rasanya terus menari dalam kegelapan sementara saya sadar tiada pernah menemukan titik terang yang sempurna. Sekiranya bukan karena belas dari mu ya Rabb. Saya tidak pernah meminta satu yang lebih dari apa yang saya miliki saat ini, hanya saja tak ingin rasanya berlomba menembus tabir dinding hatinya sementara saya tahu ada ruang lain yang lebih berhak untuk ia kasihi.
Sudut diruang ini begitu menghimpit saya dengan jutaan rasa  egoistis manusia berlebihan, rasa ingin untuk lebih dari apa yang telah saya dapat darinya mungkin tidak bisa  meredam emosi secara berkala dengan tingkatan yang jauh semakin menebal. Letakan saya dua buah kondisi menerima dan memberi namun tidak bisa lebih baik dari kondisi semula.
Sulit  saya menatap air mata kekecewaan jika kebenaran begitu menyakitkan untuk menatap wajah-wajah yang memiliki banyak harapan, sulit menghantam senyum penyesalan untuk  bilang pada saya  bahwa kebodohan telah memperparah keadaan.
Doa diakhir kalimat mungkin bisa jadi mukzizat buat saya ketika kuasa-Mu berpihak sedikit saja untuk menembus jalan tersulit untuk dilalui.
“ Tak pernah saya meminta seseorang yang lebih baik darinya, lebih sholeh darinya, lebih sempurna darinya, lebih tulus darinya, lebih pandai darinya, lebih hebat darinya karena bukan kesempurnaan yang saya cari dan saya dapat ketika berkesempatan megenalnya. Andai boleh mengiba ijinkan saya mengiba satu permohoan yang saya yakin tidak akan pernah bisa saya menggantikan posisi seseorang  yang saat ini mendampinginya dengan  kumpulan pengalaman lebih ia sayangi untuk  menyusun rangkaian situasi dikala senang dan sedih. Terlepas dari semua itu tanamkan keihklahsan jauh menembus dada yang sejatinya tidak patut untuk dipertanyakan lagi, kesabaran tanpa memelas berkepanjangan, menatap gelapnya hari dengan banjiran air mata tanpa berkesudahan. Biarkan saya memilih untuk kebahagiaan itu tanpa teradili campur tangan manusia. Memohon kun fa yakun sebuah kemungkinan sedikit di balik sebuah pertanyaan tanpa tanda tanya. Letakanlah kalimat ini, simpan, atau mungkin tenggelamkan saja biar saya sadar bahwa ini tiada akan pernah mungkin.....


Minggu, 18 Desember 2011

Dengan Lagu "Dosakah Aku"

Entah Kenapa setiap kali denger lagu ini  semakin yakin bahwa suatu saat akan ada jalannya untuk setiap kemelut hati, asal ada keyakinan tanpa harus menyakiti hati siapapun, dan kadang orang lain pun gak pernah tahu dan perlu tahu semua apa yang kita rasakan. ( Can u help me to make in real??? i want to say ...look like we made it....)


dosakah aku mencintaimu…
mendampingimu…inginkanmu…
aku manjadi…diri sendiri…
tak peduli…apa kata dunia…

ku nanti hari ketika…
cinta datang…cinta menang…
jadi sayangku…bertahanlah…
bila terkadang mulutnya kejam…

peluklah aku…jangan menyerah…
mereka bukan hakim kita…

bintang yang mempertemukan kita…
cinta yang mempertahankan kita…
ooh…tuhan dengarkan doa…
dari cinta yang terlarang…

rasa yang mempersatukan kita…
cinta yang mempertahan kita…
ooh…tuhan dengarkan doa…
dari cinta yang terlarang…

cinta dan rasa bersatu di doa…
berharap cinta kita yang kan menang…
berharap cinta kita yang kan menang…

Kamis, 15 Desember 2011

Menangislah,Karena Tidak Ada Super Women


Ketika memulai dengan tema judul diatas saya tengah membaca sebuah kilas balik kisah istri Rasulullah yang begitu setia mendampingi rasullullah hingga akhir sisa hidup Rasullullah  menjemput. Satu yang saya iri dengan salah satu sifat dari istri-istri Rasulullah ialah Siti Khadijah, beliau adalah sosok istri yang paling Rosullullah cintai dalam segala hal itu mengapa sebabnya Rasullullah teramat sangat mencintai Siti Khadijah.

Kawan,  kalian tau bahwa di dunia ini tak ada yang namanya “ Manusia Super” begitupun untuk saya dan wanita lainnya tidak ada yang namanya super women. untuk menjadi manusia super pasti adanya kerjasama yang saling berpengaruh untuk menjadikan sosok orang yang super,dan tentunya tidak berdiri secara individu. Sangatlah mustahil bahwa ketika kalian melihat sosok yang saat ini kalian kagumi bisa dkatakan manusa super. Karena sejatinya tak ada manusia yang sempurna.

Berkali-kali postingan saya selalu mengaitkan ketidaksempurnaan, karna memang real-nya tidak ada manusia yang sempurna. mungkin ada yang mendekatai kesempurnaan namun untuk sorang yang sempurna sangatlah tidak mungkin. Jujur sekuat apapun makhluk ciptaan tuhan khususnya wanita dalam menanggung beban hidup pada kenyataannya sekalipun secara kodrat wanita hanyalah sebatas makhluk biasa, makhluk yang mudah goyah dan berubah dengan segala bentuk kondisi sewaktu-waktu. 

Kadang Kita tidak banyak tahu
Pernah kan kita merasa sok sanggup ketika memendam sebuah masalah yang cukup berat tanpa orang lain layak  ikut terlibat menanggung masalah yang tengah kita hadapi. Padahal kita tidak tahu bahwa kondisi kita sebenarya tidak mampu untuk melewati ini sendiriaan. Keadaan ini yang mungkin sering sekali banyak orang lakukan, padahal ketika kita meluapkan masalah kepada orang yang lebih berpengalaman, kita pasti akan mendapatkan solusi pemecahan permasalahan tersebut atau paling tidak kita bisa meluapkan semua penat meskipun hanya sesaat. 

Jangan malu untuk menangis 

Air mata mungkin bukan menjadi obat untuk mengatasi masalah, bukan juga menjadi solusi untuk membuang beban. Tapi air mata bisa menjadi cara paling tidak meringankan ketika tumpukan beban mulai tidak sanggup lagi ditampung. Jadi jangan pernah katakan air mata merupakan tanda kelemahan seseorang, air mata bukan menandakan orang tersebut “ cengeng” dan tak berdaya. Tidak ada yang namanaya super women yang tidak pernah menangis.


Diatas langit ada langit
Untuk menatap orang yang lebih baik dari kita, ada saat nya kita menatap keatas, bahwa diatas langit pasti ada langit. Manusia super itu adalah manusia yang menyadari kekurangannya, manusia yang sadar bahwa masih banyak yang lebih baik darinya, manusia yang mengatakan bahwa ia bukanlah apa-apa dibandingkan banyak orang hebat diluar sana. 

Kesan saya setelah menulis judul diatas mungkin sedikit ngak beraturan karna jujur sampai saat ini saya pun tidak pernah tahu tips dan trik untuk  menjadi super women, bagi saya di dunia ini yang ada ialah “super team”, Kenapa?  Karena tidak ada orang sukses, orang berhasil, bahkan orang hebat sekalipun yang bisa berdiri sendiri tanpa bantuan dan campur tangan orang lain. Saya selalu ingat sebuah kata-kata dari seorang sahabat “ diatas langit pasti ada langit”.

Senin, 12 Desember 2011

Reasons to the choice



Keterbatasan Itulah yang membuat saya merasa tidak layak, lantas bagaimana dengan menangulangi semua kehendak hati yang terus semerawut dengan keinginan ingin memiliki...
Oh ya Rabb tidalah yang lebih pantas kami harapkan daripada cintamu,,, cintamu,,,, cintamu.... tapi sekali saja ingin saya mengenggamnya dan tak ingin sekalipun melepaskan sebuah jinga dipelupuk mata namun sulit saya dekap dengan berjuta asa terpendam....
Lama... sekian hari berlari,, bertarung menembus mengalahkan takdir mimpi-MU,, namun aku terkapar seolah tiada sanggup terbangun meskipun hanya sekedar berdiri disandaran lainnya.
Lama..... merasakan jauh angan yang tak sejalan, namun saat itu hadir lagi-lagi takdir jua yang memupuskan mimpi yang tidak kesampaian.
Ya Allah, katakan padaku jika aku merupakan salah satu makhluk tak tahu diri yang ingin merasakan belas kasihnya dengan mengiba....Sudahlah laknat yang harus saya tanggung dengan tumpukan besar dan tak akan pernah saya utarakan....
Ia bilang pada saya ya Rabb,,, kita ibarat mencari jarum di dalam jerami,, saya ingin bertanya dengan 2 buah pertanyaan rasa sakit hati yang memelas penuh lemah yang tak berkesudahan. Aku butuh dekapanMU ya Allah,,, belaian kasih-Mu saja untuk menghapus air mata yang berkepanjangan dengan takdir cintaMU...
Atau mungkin masihkah ada sisa takdir berikutnya agar saya setidaknya merasakan sedikit saja rasa damai ketika mengenggam kedua tangannya, menatap kedua matanya, mendekap serangkaian  sebuah pertanda cinta yang masih bisa diperjuangkan...

Kamis, 01 Desember 2011

Apabila Seorang Sahabat di Zalimi



Judul diatas menarik perhatian saya untuk membuka mata, hati dan telinga paling tidak untuk membuktikan bahwa dalam persahabatan saja kita pasti memiliki 2 pandangan yang berbeda. Namun ketika pandangan kita berbeda lantas perlukah kita meninggalkan bahkan menjauhi seorang sahabat demi ego diri semata?. Kata tersakit bagi seorang sahabat ialah ketika ia dizalimi oleh sahabatnya sendiri dengan apa?  Mungkin bukan dengan kata-kata namun dengan sikap, perlakuan dengan sikap itu ternyata bisa lebih menyakitkan, bukan tidak mungkin secara tidak sadar kita telah mendzolimi hatinya kalau benar adanya bisa kah kita menanggung semuanya.  
Pepatah bilang “ Mencari seorang sahabat sangatlah sulit  dibandingkan mencari musuh”, mungkin benar yang dikatakan banyak orang “sahabat yang baik adalah saahabat yang tidak akan pernah meninggalkanmu disaat-saat  kamu tersulit dan terjatuh sekalipun”. Kalian tahu ketika kita memiliki seorang teman/ sahabat namun pernahkah kalian membayangkan bahwa kita tidak akan pernah bisa menjadikan diri kita sebagai trendsetter semantara ia adalah follower?.  Beginilah persahabatan itu:
Persahabatan itu seperti menanam
Tidak jauh bebeda ketika kita menjalin hubungan dengan seorang pasangan hidup, justru sahabat lebih mengetahui keseharian kita, tindak tanduk prilaku kita entah itu keburukan, maupun kebaikan. Itu sebabnya persahaabatan itu ibarat menanam sebuah pohon,  disirami, diberi pupuk, dijaga dan dirawat, meski terkadang kita menemukan hama yang mengganggu.
Kalian tahu hama? Kita analogikan hama adalah faktor yang memperburuk atau menghancurkan persahabata kita , entah itu orang lain,  kekurangan kita, sikap yang tidak menyenangkan yang bila dibiarkan akan mengikis rasa kasih sayang diantara keduanya. Persahabatan ini bisa kita ibaratkan sebagai seni menanam,  bagaimana  hasil tanaman itu tergantung  dari bagaimana kita menanamnya.

Persahabatan Tanpa syarat
Jika memiliki syarat, sebaiknya  kita harus tanyakan sekali lagi keikhlasannya. Ketika kamu memiliki seorang sahabat namun kamu merasa ia tidak pernah memberikan perhatian yang setimpal dengan perhatian yang kalian berikan, apakah sikap itu dianamakan persahabatan? Bukan.....sekali lagi bukan!!! itu bagi saya sama saja seperti orang berdagang yang mengharapkan untung dan rugi, padahal tidaklah persahabatan memiliki syarat. Jika kalian bicara ketulusan dan keikhlasan coba tanyakan lagi” sudah tuluskah kalian”.


Ketika dulu  Kamu Pernah menjadi sahabatnya.....
“Kawan,,, saya pernah merasakan begitu sakitnya kehilangan seorang sahabat yang awalnya dekat sekali kemudian ia  bergeser menjauh tanpa sebab”. Itu salah satu kutipan yang saya baca dari sebuah cerpen. Saya ingin mengajak kalian berfikir bagaimana jika kalian berada  pada posisi seseorang dalam kutipan diatas? Saya rasa kalian memiliki  pemikiran yang sama dengan saya. “ sedih,  merasa diabaikan, dicampakan, merasa dizolimi dengan sikap, bahkan bukan tidak mungkin ia merasa kehilangan semangat dan rasa percaya diri. hal ini tidak menutup kemungkinan akan mengikisnya rasa kasih sayang antara keduannya. Padahal menurut saya awal pertemuan adalah kesempatan, ketika mengenal adalah sebuah keberuntungan dan mendalaminya adalah sebuah keindahan yang tiada tara.
Coba kalian bayangkan jika berada di posisi ketika kalian dizolimi dengan sikap bukan dengan kata-kata, bukankah kalian meraskan hal yang sakit luar biasa?? padahal di muka bumi, dibelahan bumi ini tidaklah ada sosok yang sempurna, tidak ada orang yang perfect sehingga bisa menjadi seperti apa yang kalian inginkan. Hal yang paling jahat di dunia ini bukanlah kata-kata yang keluar sekejap ketika kalian merasakan tidak menyukai sesuatu, namun sikap diam yang membunuh rasa percaya diri dalam sebuah persahabatan. Wallahualam...:)

Note Kecil Buat Tuhan...



Ya Rabb tidak ingin aku berharap lebih jauh dari apa bentuk kasih sayangmu saat ini, setidaknya hari ini bisa Engkau buktikan ya Allah, bahwa kasih dan sayangmu masih berpihak padaku....
Aku mungkin tidak akan pernah menjadi sosok yang sempurna dimata-Mu... Dihadapan-Mu.. bahkan sosok manusia yang tidak akan pernah pantas untuk bersimpuh serta memandang kelam unsur tubuhku yang hina dina ini.
Rentetan semua waktu yang bergulir pagi dan petang bahkan aku masihlah aku, masih berperan sebagai sosok yang jauh seperti yang Engkau harapkan. Masih banyak kemelut atas kebohongan yang masih engkau tutupi berkat kasih sayang-Mu,
Tidak lah selesai semua perkara di hari bahagiaku... bahagia??? Tapi 3 tahun belakangan ini ketika ulang tahun, aku  lebih banyak bersedih,,,, airmata begitu bergelayut seolah tak ingin berlama-lama singgah di mata hingga jatuh di pertengahan pipi atau munggkin sedikit jatuh diujung mataku.....entah apa rasanya dan aku semakin merasa dekat untuk berpulang pada-MU, padahal tiadalah amalan yang sanggup menutupi dosa-dosa ku kecuali dengan ampunan Kasih dan sayang-Mu.
Ya Rabb ijinkan aku mengucapkan rasa trimakasih ku untuk:
Nabi Muhamad saw beserta keluarganya serta kerabatnya, jika tidak dengan kharismanya mungkin aku bukanlah umatmu ya Rabb, dan bukan apa-apa...
Kedua orang tuaku yang lebih aku cintai dari diri sendiri, keduanya begitu banyak berperan membuatku hingga menjadi sebesar ini. Hanya bentuk kecil sebuah rasa “ trimakasih sederhana” atas semua doa, biaya, tenaga , kasih sayang yang tidak bisa digantikan dengan apapun.
Saudara-saudara ku, kakak dan adik kandungku yang masih memegang erat genggaman tanganku ketika ku salah arah, mengingatkanku disaat aku melenceng  berlawanan  arah, serta terakhir untuk Almrhm adik kecil tercantik di dunia “Jauza Haya” yang  terus menginspirasi ku dengan semuanya.
Untuk sosok yang begitu melekat bahkan enggan bergeser dihati meski harus aku relakan waktu bertahun-tahun untuk berdiam tanpa alasan. Trimakasih atas semua kebaikan yang dulu engkau berikan dan pengalaman, semangat, perhatian kecil dan aku mengerti kehilanganmu adalah hikmah terbesar sebuah proses untuk mendewasakan diri.
Untuk sosok yang saat ini sedang menemaniku untuk menjadi pendamping dimasa depanku jika allah meridhoinya, trimakasih atas waktu dan juga pengorbanan, perhatian,inspirasi, semangat, dan trimakasih telah menjadi tempat untuk menutupi kekuranganku.
Terakhir, terimakasih untuk orang-orang yang membenciku, semoga dengan kalian membenciku  aku akan sadar bahwa letak didiri ku  hanyalah kekurangan, bukan sebuah kelebihan. Setidaknya Allah masih berkenan menyempatkan sedikit waktunya di dunia ini untuk aku mengintrospeksi diri.
Trimakasih ya Allah semua yang telah engkau berikan, Kebahagiaan yang sulit aku syukuri, kelemahan yang sering aku mengeluh, namun engkau tetap menjaga pagi dan petang di hari ku dengan 2 malaikat yang terus mengawasi. “ subhanallah walhamdulillah walaillah haillalah waullahuakbar walla haulla walla kua’ta illabillah hil alli hil adzim”

Rabu, 23 November 2011

Hikmah Salju ( Salah Jurusan )



Dari sudut ruangan tidak besar namun juga tidak kecil pikiran  saya membayangkan masa depan ketika saya memutuskan untuk memilih  salah satu jurusan yang akan saya tekuni ketika duduk di bangku perkuliahan. Pilihan untuk masuk dijurusan yang saat ini saya jalani mungkin bisa dikatakan tidak sepenuh hati, Loh kok bisa? Pertanyaannya adalah mengapa sampai saat ini saya masih bisa melanjuti hingga semester 7 ?.
Tanggung...!!! Mungkin itu salah satu alasan yang membuat saya tetap bertahan ketika salah jurusan. Namun hal yang paling mendasar sebenarnya bukan itu, Saya ingin belajar menyukai sesuatu yang tidak saya sukai. Awalnya memang sulit, tapi belakangan ini saya malah berfikir mulai terbiasa dengan  sesuatu yang sedang saya jalani.
Mungkin ini juga yang tengah dirasakan sebagian orang, Masuk perkuliahan dijurusan yang sebenarnya kalian tidak sama sekali minati, tidak berbakat  tapi cukup bermodalkan nekat. Atau sebagian mereka bilang ini tanggung. Yupss... awalnya saya juga hampir menyerah, keinginan saya sebenarnya ingin masuk salah satu jurusan komunikasi di bidang jurnalistik. Namun apa boleh buat waktu selama ini membuat saya akhirnya terbiasa dengan jurusan yang terbilang buta dan tidak memiliki minat sama sekali kedepannya untuk apa.
Ketika Nasi Menjadi Bubur
Aa Gym sering sekali membahas perumpamaan “ketika nasi menjadi bubur”, kita memang tidak bisa mengembalikan bubur kembali menjadi nasi namun kita bisa menambahkan dengan pelengkap lain sehingga bubur tersebut lebih nikmat dimakan dibandingkan dengan nasi biasa. Ini mungkin salah satu pelajarn peting untuk kita. Penyesalan memang selalu datang terlambat, namun sesuatu yang terlambat itu bisa kita tata dengan hati serta semangat yang ikhlas, melengkapi semua kekurangan tersebut.
Bayangkan orang lain dan diri sendiri
Ketika biaya, tenaga, fikiran semua yang telah orang tua korbankan untuk kita, seharusnya kita bisa bersyukur. Masih banyak diluar sana mereka yang tidak bisa kuliah atas dasar benturan biaya yang tidak memadai. Itu jika kalian yang masih dibiayai oleh keda orang tua, untuk yang membiayai kuliahnya sendiri baiknya kalian berfikir ulang untuk pindah jurusan. It’s ok jika kalian masih duduk di semester satu namun jika sudah  semester jauh, bayangkan juga berapa banyak waktu, tenaga, materi yang kita buang percuma?. Coba berfikir kedua kali dan coba tatap tatapan wajah orang-orang yang menanti kelulusan kalian dengan doa yang terus mereka panjatkan.
99% Kemauan dan 1% Bakat
Kata filosof kita hanya memiliki 1 % bakat saja dan  99% adalah kemauan. Jadi bukan hal yang mustahil  ketika kita tidak memiliki bakat di jurusan  tersebut kemudian kita merasa tidak mampu untuk  mengikuti perkuliahan, menyerap materi yang di dapat menjadi hal yang mungkin dengan adanya kemauan. Yang terpenting adalah kemauan, tekad serta usaha keras untuk bisa membuktikan paling tidak pada diri kalian sendiri “ Saya Pasti Bisa”atau “ Saya Harus Bisa”. Tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini, hanya saja kita terlalu berfikir bahwa kita tidak mampu melewati ini semua. Padahal  kata lagu D’masiv
“ Tuhan pasti kan menunjukan kebesaran dan kuasanya, bagi hambanya yang sabar dan tak kenal putus asa”
Tuh kan... semua pasti bisa asalkan kalian bisa melawan rasa ketidakmampuan itu menjadi sesuatu yang menyenagkan untuk masa depan kalian.
Bersyukur
Bersyukurlah bahwa sampai saat ini kita masih bisa bernafas, kita masih bisa diberi kemampuan untuk  melakukan aktifitas. Manusia memang tidak akan pernah puas tapi hanya dengan rasas yukur kita bisa mengendalikan itu semua. Setidaknya sesuatu hal yang tidak kita inginkan ketika salah jurusan mungkin menjadi satu hikmah untuk kalian bahwa  masih bisa diberi  kabahagian oleh Allah untuk bisa menikmati masa-masa kuliah.
Alhamdulilah, hikmah Salju (salah jurusan) ini akhirnya mampu membuat saya mendapatkan beasiswa dari kampus dengan Indeks Prestasi yang cukup memenuhi kriteria. Awalnya saya fikir ini tidaklah mungkin,namun saya yakin setiap usaha dan kerja keras untuk menjadikan sesuatu yang tidak mungkin menjadi mungkin itu bisa terwujud. Tidak lepas dari semangat orang-orang terdekat yang berada disamping saya seperti orang tua, sahabat.  Dengan semangat dan kerja keras itulah kedua modal awal untuk mengejar keterbatasan kita. Semoga bermanfaat ^^ .

Minggu, 20 November 2011

Ketika Seseorang Tidak Memilihmu


Hidup adalah kesempatan untuk memberi dan menerima, banyak konteksnya meskipun  tidak melulu harus masalah percintaan, mungkin juga  karier, atau bahkan lingkup keluarga. Pada dasarnya hidup itu pilihan, kita harus bisa memilih diantara berbagai macam pilihan yang ada. 


Namun ada apa dengan pembahasan pilihan ini? Awalnya saya mencoba untuk menganalisis berabagai macam kemungkinan apapun yang kita lewati snbenarnya adalah pilihan, jadi kalau saya definisikan hidup itu seperti seni memilih apa yang kita pilih. 

Lantas bagaimana jika pilihan itu jatuhnya  bukan di diri kita sebagai pemlih, namun pada orang lain atau kita hanya sebagai objek pilihan orang lain?.“Tak juga menjadi masalah" ini namanya hukum alam, setiap makhluk hidup dimuka bumi ini pasti realitanya pernah mengalami situasi seperti ini, memilih dan dipilih.

Alasan
Banyak alasan ketika seseorang tidak memilih kalian,apakah itu proses dalam memilih sebagai kekasih, patner kerja, teman terbaik yang pasti mereka sudah memiliki berbagai macam alasan. Sejauh apapun alasan mereka bukanlah menjadi salah satu kapasitas kita untuk tahu. Terkadang kita tidak perlu terlampau jauh mencampuri hal yang sifatnya prbadi. Biar alasan itu cukup dia dan tuhan yang mengerti, perkara masuk akal atau tidak sebuah alasan tersebut itu tidaklah terlalu penting. Biarlah menjadi sebuah keputusan Allah yang berhak menilainya.

Pilihan tak selalu benar dan salah
Ketika seseorang memilih kalian ataupun tidak pasti ia memiliki dua kemungkinan “ benar atau salah”. Dampak dari pilihan ini namanya resiko. Sekali lagi manusia hanya bisa meneliti  dari berabagai macam kemungkinan untuk kebaikannya, tapi sekali lagi hanya Allah yang bisa menilai benar dan salah. Jadi jangan pernah beranggapan ketika seseorang tidak memilih kalian itu meupakan kesalahan atau malah sebaliknya.

Introspeksi diri
Jangan selalu menyalahkan oranglain, coba kita bercermin “sudah pantaskah kita?” atau “seberapa pantaskah kita”. Bukan sama sekali bermaksud merendahkan, pertanyaan ini bukan juga malah menjadi bad self image di dalam diri namun langkah tepat untuk kita mengkaji sejauh mana diri kita pantas untuk dipilih. Manusia tidak akan pernah ada yang sempurna, manusia adalah tempat diamana salah dan dosa. Memperbaiki diri dari dosa itu wajib, begitupun untuk mengintrospeksi diri kita secara continue. Untuk menjadi “sempurnakah??” Bukan...!!!, karena sejatinya tidak ada yang sempurna. Yang jelas introspeksi adalah sebuah langkah untuk menyadari kekurangan dalam diri untuk terus berproses  memeperbaiki kekurangan tersebut.

Satu proses pendewasaan
Anggaplah ini sebuah proses untuk mendewaakan diri, sebuah cara Allah untuk menjadikan kita lebih kuat dan tangguh dalam mengarungi berbagai mecam kemungkinan, siap menanggung resiko atas pilihan dipilih. Bukan hal yang sulit jika allah hendak menguji kualitas keimanan seorang hambanya, namun seringnya kita selalu mengeluh dan merasa tidak mampu mengatasi berbagai kemungkinan. Padahal dalam buku karya Aidh Al-Qarni saya pernah membaca “ Setiap bungkus permasalahan, Allah juga telah mengemas jalan keluarnya” jadi intinya semua kesulitan pasti sudah sepaket dengan jalan keluar. Mungkin dengan hal yang tidak meneyenangkan bisa menjadi salah satu momen berharga di pengalaman hidup kita, yakni suatu proses pendewasaan diri yang sesungguhnya. 

Sabar senjatanya
Tidak ada lagi yang perlu kita lakukan setelah semua yang tidak kita inginkan menimpa kita selain kesabaran. Karena sabatr tidak akan pernah ada batasnya. Kata Ali bin Abi Thalib sendiri beliau berkata “ kedudukan sabar bagi iman bagaikan kepala dalam tubuh, bila kepala dipenggal matilah tubuh itu”. Jadi kesabaran itu sebuah sisi yang harus dimiliki setiap orang tanpa mengenal batas dan juga kesanggupan. Karena pada dasarnya hanya Allah yang mengetahui kulitas kesanggupan kita.

Satuhal yang saya ingin sampaikan ; “ ketika seseorang tidak memilihmu, yakinlah dengan setumpuk keyakinan dan harapan besar di depan sana akan ada pilihan terbaik yang sudah Allah pilihkan untuk kita”. Wallahualam...:)

Kamis, 17 November 2011

“Aliaa Magda Elmahdy”, Potret Kebebasan Seni Kelewat Batas



Baru - baru ini mungkin kita sempat dihebohkan dengan mahasiswi Mesir yang mengatasnakmakan kebebasan dalam berseni. Aliaa Magda Elmahdy, atau Elmahdy adalah salah satu mahasiswa fakultas seni yang menurut saya mendongkrak agama atas nama seni. Lewat Blog pribadinya “Memories of a Revolutionary” dimana ia juga memiliki tagline “fan ary” yang berarti seni telanjang, cukup menghebohkan dunia bahkan tidak  sedikit orang yang mencabirnya atau malah mendukungnya.
Selama ini ia merasa kebebasan ialah ketika tidak ada jilbab, dan hidup ialah dimana ia merasa puas ketika ia benar-benar merasakan kebebasan berseni. Unik ya,, !!!! blognya sendiri sudah dilihat ratusan ribu orang perhari. Kabar ini bukan hanya mengejutkan negerinya sendiri saja namun  juga negeri barat begitupun dengan penduduk muslim di dunia.
Saya tak ingin membahas panjang lebar mengenai profilnya, karena saya yakin anda juga bisa melihat sosoknya diberbagai media. Ada beberapa hal yang terlintas difikiran saya, yakni kata-kata Elmahdi  yang  'menggaungkan teriakan melawan masyarakat yang penuh kekejaman, rasis, seksualis, peleceh seksual dan hipokrit'.
Ini bukan saja kemunduran seni yang menontonkan bahkan bagi saya meperjualkan semua yang sudah dianugrahkan Tuhan. Aturan agama manapun setahu saya tidak ada yang mengikat, tidak ada yang memberatkan, dan tidak pernah ternodai dengan sebuah tindakan asusila beratasnamakan” kebebasan seni”.
Sedikit potret Elmahdi yang bisa saya ambil semakin membuat saya yakin bahwa kesenian itu bisa memiliki dua sisi pandangan yang hampir sering kita salah artikan. Seni seringkali dikaitkan dengan kebebasan bereksperimen, kebebasan berbusana, berpenampilan bahkan sampai kebebasan bertelanjang didepan umum.( Naudzubillah semoga kita senantiasa dalam lindungan-Nya).
Bagi saya sendiri seni itu sangat mahal, seni itu tersembunyi, dan seni adalah pelajaran penting akan arti kebebasan hak asasi setiap individu. Bicara hak asasi bukankah yang dilakukan Elmahdi adalah kebobrokan hak asasi manusia terutama wanita??. Bukan hanya kebobrokan hak asasi saja namun juga kemunduram moral di negara yang mengatasnamakan muslim. Setiap orang bagi saya memiliki etika, aturan, dan juga pandangan untuk mengekspresikan bentuk seni. Tapi bukan menjatuhkan diri dan martabat yang telah Allah kasih untuk kita.
Lalu senia apakah yang harusnya kita tonjolkan?, seni itu banyak sekali macamnya tanpa harus kalian takut merasa terikat dan terjerat dengan berbagai aturan yang ada. Karena  seperti sebuah ungkapan “the first habit makes you, you will makes habit” awalnya mungkin kita yang dibuat oleh kebiasaan namun lama-lama kita akan terbiasa dengan kebiasaan itu. Jadi seni yang baik adalah seni yang mampu membuat semua orang bangga, tanpa melanggar asusila,tanpa menjerat, dan tanpa menodai agama tentunya. seni itu adalah kontras yang menonjolkan kepribadiaan setiap individu.
Miris rasanya, mungkin ini yang dinamakan tanda-tanda kiamat. Meskipun saya begitupun kalian, tidak pernah tau kapan kita habis kontrak di dunia. Langkah tepat bagi kita saat ini ialah melakukan apa yang sudah menjadi tuntunaNya, caraNya, AturanNya, PerintahNya, Tanpa harus bertanya dan berhak Menepis bantahan karena sejatinya sesuatu aturan yang telah diciptakan  Allah pasti ada tujuannya.

Selasa, 15 November 2011

Lejitkan Bakat Lewat Tulisan



Menulis merupakan langkah awal untuk mengekspresikan apa dan siapa kita sesungguhnya. Ternyata bukan hanya sembarang tulisan saja yang bisa kita tuangkan. Menulis juga tidak lepas dari unsur emosi dan kepiawaian dalam menata kata-kata hingga terkemas rapih dan juga menarik sehingga tercipta deh  sebuah karya.
Percaya gak, kalo kita bisa mudah banget melihat karakter seseorang lewat tulisan yang ia buat?, Kalo saya jawabnya sih “iya” .  Berkat tulisan juga kita bisa menilai sejauh mana karakter seseorang tersebut. Lewat emosi dan juga literatur tatanan bahasa yang  balance. Sebenarnya bukan asal tulis dituang saja,namun secara tidak sengaja itu merupakan teknik tanpa kita sadari merupakan salah satu bakat terpendam yang kita punya.
"Melatih bakat"
Bakat itu perlu kita latih contohnya, kita sulit sekali merangkai kata secara sederhana agar layaknya orang lain mudah membaca maksud dari tulisan yang kita  buat. Caranya cukup dengan banyak melatih dan mengasah bakat. Seperti yang saya baca dari buku “ The star it’s me”  sebetulnya bakat itu sulit kita sadari, nah cara yang ampuh adalah dengan membangunkan bakat tersebut yang bersemayam di diri kita. Langkah kita saat ini ialah bagaimana caranya membangunkan macan tidur itu.
Seseorang pernah bilang pada saya” menulis itu ngak mudah loh, butuh skill dan bakat” saya setuju ...!! menulis itu butuh skill dan bakat, keduanya harus berdampingan.
Gaya menulis
Ini dia salah satu karakter yang cukup menonjol dari seorang penulis, bagaimana ia bisa menciptakan gaya tulisan,bukan hanya sekedar tulisan biasa saja. Tulisan yang  mempunyai ciri khas  mengambarkan pemahamannyan, selain itu gaya tuilisan pastinya tidak dimiliki oleh setiap orang. Setiap penulis sejatinya memiliki gaya tulisan atau cara penyampaian yang berbeda satu dengan yang lainnya. Tugas kita adalah berupaya untuk tetap menjadi diri sendiri, tanpa harus mengikuti gaya tulisan orang lain.
Tulisan = ide + imajinasi
Tulisan itu senantiasa berhubungan dengan ide dan juga imajinasi, percaya kan? Dengan menulis kita secara tidak langsung tengah mengembangkan imajinasi kita. Susah-susah gampang  untuk mencari ide, namun setelah kalian terbiasa insya Allah ide pasti akan mengalir sendirinya. Selanjutnya kita bisa mengembangkan imajinasi kita menjadi sebuah gagasan dalam bentuk tulisan.
Harapan
Seusai menulis, seorang penulis pasti memiliki harapan dari tulisannya tersebut, entah itu untuk dirinya sendiri atau untuk orang lain. Ketika menulis banyak sekali manfaat  yang bisa kita pacu untuk menjadi salah satu energi baru lagi. Energi yang seharusnya membuktikan jika kita memiliki bakat terpendam yang harus dibangunkan, disegerakan , dan dimulai  sejak saat ini...ayo kawan,,,act now.....!!!!

Senin, 14 November 2011

Bingkisan Terindah


kali ini Allah mungkin telah memberikan bingkisan yang belum saya buka. Ini mungkin adalah alasan mengapa sampai saat ini terlalu banyak rintangan dan cobaan untuk saya. “Bicara cinta pasti berujung dengan rasa,” begitulah kata pepatah. Kekecewaan, benci, dan rasa ingin enyah dari pandangannya mungkin kini menjadi nyata disemak-semak fikiran saya.
Ketika suatu hari kita membayangkan harapan akan hidup seiya sekata dengan seseorang yang selama ini menanamkan harapannya dengan kita. Namun apa,, semua itu seolah kandas dan rasanya iya semakin tak perduli. Saya tahu ini mungkin jawaban panjang dari sekian banyak doa saya. “ Mungkin kita memang tidak berjodoh”. Meskipun saya tahu jodoh itu rahasia ilahi dan diantara kita tidak ada yang bisa menebaknya.
Saat ini saya benar-benar berhenti, mungkin saya kalah akan semua keadaan yang memaksa saya untuk diam atau mungkin menjadi objek pilihannya. Sekali lagi saya rasa dibelahan bumi manapun semua wanita tidak ingin menjadi objek pilihan hasrat setiap laki-laki. Ketika yang kita rasa seorang laki-laki datang dan kamu fikir dia begitu tulus mencintai dan memiliki penuh harapan kepada satu wanita? Itulah saatnya kita berfikir dan bertanya “ benarkah?” .
Entah sebenarnya apa yang harus saya lakukan. Meski saya belum tahu langsung satu ucapan yang keluar dari  mulutnya. Kata-kata yang seharusnya keluar dari mulutnya, seitdaknya tidak akan menjadi beban moril untuk saya saat ini. Saya tahu satu hal yang dia sembunyikan dari saya, yaitu sosok wanita lain yang ia kagumi.
“ Kawan jika memang dia yang terbaik untuk masadepan, langkah, hidup, pendamping di cita-citamu
Insya Allah dalam hitungan hari yang datang silih berganti, saya pasti bisa memgikhlaskan ini...
Tidak sulit bagi Allah untuk menetapkan sejauh mana kualitas hambanya...
Sabar itu memang tidak akan pernah ada batasnya.....
Allah lebih tau perasaan saya sendiri, dan juga cobaan untuk saya...
Dan saya yakin satu bingkis cobaan di dalamnya juga telah terkemas sebuah jalan keluar
Anggap saja ini sebuah proses  bagi saya untuk mendewasakan diri...
InsyaAllah jika Allah Ridho, saya juga bisa bangkit meskipun saat ini rasanya seperti terseok-seok”

Rabu, 09 November 2011

Mengeluh lagi..:-(


Sering sekali kita mengeluh dengan hal-hal yang diluar kendali kita, contohnya aja ketika kita banyak banget dikasih cobaan yang kapasitasnya dirasa kita ngak sanggup untuk menaggungnya, terus lagi-lagi  kita mengeluh dan  merasa bahwa “ Allah  tuh gak adil ...” itu mungkin yang sering banget kalian dan saya rasakan.
Udah ngak asing senjata manusia pada umumnya, mereka sering bilang “ ya, saya kan cuma manusia biasa” . that’s right...!!! kita emang manusia biasa kok, tapi kita juga kan salah satu ciptaan makhluk Allah yang mulia. Punya pikiran, insting, dan nalar yang udah Allah kasih buat kelangsungan hidup kita sekarang dan masa yang akan datang.
Terkadang kita benci banget sama orang yang kesehariannya hanya bisa ngeluh, “ salah ini lah, itulah” heheh padahal mungkin kita gak sadar kalo kita juga sering kayak begitu. Sulit ya rasanya untuk menepis semua itu. Kebiasaan manusia dari jaman purba kali ,,, hehe...
Ada pelajaran yang baru saya dapat, semoga ini bisa membuat sebuah perubahan paling tidak untuk menilai kualitas diri.
“ Saatnya kita mencoba untuk  terbiasa dengan hal-hal yang gak kita inginkan, dengan itu kita bisa merasakan betapa pentingnya sesuatu yang kita dapatkan saat ini dan lambat laun kita juga bakal terbiasa dengan keadaan yang kita anggap ngak menyenangkan” .
Selama ini saya juga masih berproses untuk menjadi manusia yang bebas dari “ Mengeluh” insya Allah saya yakin pasti bisa,, dan pasti bisa ...!! ( hehe pede banget). Maka dari itu seneng banget baca artikel “ kita butuh terbiasa dengan ketidaknyaman”  .  Semoga saat ini kita bisa belajar banyak bersyukur sekalipun dengan ketidaknyaman yang berada di sekitar kita, dan yang terpenting dari semua itu kita bisa menjadi manusia yang senantiasa  selalu introspeksi diri.. dan biar Allah saja yang menilai semuanya...amin ....:-).