Minggu, 20 November 2011

Ketika Seseorang Tidak Memilihmu


Hidup adalah kesempatan untuk memberi dan menerima, banyak konteksnya meskipun  tidak melulu harus masalah percintaan, mungkin juga  karier, atau bahkan lingkup keluarga. Pada dasarnya hidup itu pilihan, kita harus bisa memilih diantara berbagai macam pilihan yang ada. 


Namun ada apa dengan pembahasan pilihan ini? Awalnya saya mencoba untuk menganalisis berabagai macam kemungkinan apapun yang kita lewati snbenarnya adalah pilihan, jadi kalau saya definisikan hidup itu seperti seni memilih apa yang kita pilih. 

Lantas bagaimana jika pilihan itu jatuhnya  bukan di diri kita sebagai pemlih, namun pada orang lain atau kita hanya sebagai objek pilihan orang lain?.“Tak juga menjadi masalah" ini namanya hukum alam, setiap makhluk hidup dimuka bumi ini pasti realitanya pernah mengalami situasi seperti ini, memilih dan dipilih.

Alasan
Banyak alasan ketika seseorang tidak memilih kalian,apakah itu proses dalam memilih sebagai kekasih, patner kerja, teman terbaik yang pasti mereka sudah memiliki berbagai macam alasan. Sejauh apapun alasan mereka bukanlah menjadi salah satu kapasitas kita untuk tahu. Terkadang kita tidak perlu terlampau jauh mencampuri hal yang sifatnya prbadi. Biar alasan itu cukup dia dan tuhan yang mengerti, perkara masuk akal atau tidak sebuah alasan tersebut itu tidaklah terlalu penting. Biarlah menjadi sebuah keputusan Allah yang berhak menilainya.

Pilihan tak selalu benar dan salah
Ketika seseorang memilih kalian ataupun tidak pasti ia memiliki dua kemungkinan “ benar atau salah”. Dampak dari pilihan ini namanya resiko. Sekali lagi manusia hanya bisa meneliti  dari berabagai macam kemungkinan untuk kebaikannya, tapi sekali lagi hanya Allah yang bisa menilai benar dan salah. Jadi jangan pernah beranggapan ketika seseorang tidak memilih kalian itu meupakan kesalahan atau malah sebaliknya.

Introspeksi diri
Jangan selalu menyalahkan oranglain, coba kita bercermin “sudah pantaskah kita?” atau “seberapa pantaskah kita”. Bukan sama sekali bermaksud merendahkan, pertanyaan ini bukan juga malah menjadi bad self image di dalam diri namun langkah tepat untuk kita mengkaji sejauh mana diri kita pantas untuk dipilih. Manusia tidak akan pernah ada yang sempurna, manusia adalah tempat diamana salah dan dosa. Memperbaiki diri dari dosa itu wajib, begitupun untuk mengintrospeksi diri kita secara continue. Untuk menjadi “sempurnakah??” Bukan...!!!, karena sejatinya tidak ada yang sempurna. Yang jelas introspeksi adalah sebuah langkah untuk menyadari kekurangan dalam diri untuk terus berproses  memeperbaiki kekurangan tersebut.

Satu proses pendewasaan
Anggaplah ini sebuah proses untuk mendewaakan diri, sebuah cara Allah untuk menjadikan kita lebih kuat dan tangguh dalam mengarungi berbagai mecam kemungkinan, siap menanggung resiko atas pilihan dipilih. Bukan hal yang sulit jika allah hendak menguji kualitas keimanan seorang hambanya, namun seringnya kita selalu mengeluh dan merasa tidak mampu mengatasi berbagai kemungkinan. Padahal dalam buku karya Aidh Al-Qarni saya pernah membaca “ Setiap bungkus permasalahan, Allah juga telah mengemas jalan keluarnya” jadi intinya semua kesulitan pasti sudah sepaket dengan jalan keluar. Mungkin dengan hal yang tidak meneyenangkan bisa menjadi salah satu momen berharga di pengalaman hidup kita, yakni suatu proses pendewasaan diri yang sesungguhnya. 

Sabar senjatanya
Tidak ada lagi yang perlu kita lakukan setelah semua yang tidak kita inginkan menimpa kita selain kesabaran. Karena sabatr tidak akan pernah ada batasnya. Kata Ali bin Abi Thalib sendiri beliau berkata “ kedudukan sabar bagi iman bagaikan kepala dalam tubuh, bila kepala dipenggal matilah tubuh itu”. Jadi kesabaran itu sebuah sisi yang harus dimiliki setiap orang tanpa mengenal batas dan juga kesanggupan. Karena pada dasarnya hanya Allah yang mengetahui kulitas kesanggupan kita.

Satuhal yang saya ingin sampaikan ; “ ketika seseorang tidak memilihmu, yakinlah dengan setumpuk keyakinan dan harapan besar di depan sana akan ada pilihan terbaik yang sudah Allah pilihkan untuk kita”. Wallahualam...:)

10 komentar:

stupid monkey mengatakan...

hmmm ... kalau saya sih cenderung memilih dari pada di pilih.:D

rana musika mengatakan...

Itu mirip banget sama perasaan saya sekarang #Jleb


nice post, suka dengan do'a indah di paragraph terakhir :')

Anonim mengatakan...

Nice

DeWay mengatakan...

Kayak lagunya Iwan Fals, "Aku bukan pilihan". Tapi yang mau saya katakan adalah bahwa sebagai manusia kita hanya bisa berusaha sebaik mungkin, dan hasilnya merupakan mutlak keputusan Allah. Dengan keyakinan seperti itu kita tetap enjoy saat kita tidak dipilih. Salah satu contoh yang mungkin bisa dibuat inspirasi adalah Kurt Cobain sang gitaris Nirvana. Dia melakukan bunuh diri saat dia tidak terpilih sebagai gitaris terbaik

newmyinspiration mengatakan...

@Stupid monkey : wah enak dong kalo begitu,,heheh

@ rana musika:makasih,,semoga bermanfaat ya, slam kenal...:)

@Anonim: makasih ya,,,

@DeWay : comentar mas deway luar biasa... kita memang hanya byeraahkan sesuatunya ke yang maha kuasa...

Rosid mengatakan...

Asli, keren banget tulisannya... Tepat, hidup itu penuh dengan pilihan... dan setiap pilihan yang dipilih itu akan melahirkan konsekuensi, konsekuensi kemudian menyajikan pilihan... terus seperti itu berulang. Pilihan dan konsekuensi adalah sahabat paling sejati. :-)

arman rachim mengatakan...

memilih dan dipilih...
keduanya membutuhkan keberanian dan kesabaran dalam menjalaninya...

keberanian untuk menetapkan pilihan dan kesabaran untuk menjalani setiap pilihan...

salam..

Anonim mengatakan...

keren mba, mengena bgt, yakin aza k'lo bakal ada sosok yg bisa memilih kt lebih jauh dari pilihan mereka, sukses:)

newmyinspiration mengatakan...

@ Rosid: makasih...setuju kalo setiap pilihan akan melahirkan konsekunsi.

@arman rahim : yups betul,, yg terpenting adalah bagaimana kita bisa menerima semua itu dengan sabar dan ikhlas...

newmyinspiration mengatakan...

Anonim: ami makasih ya semoga bisa bermanfaat untuk kita semua

Posting Komentar