Persaingan itu adalah nafsu yang tidak akan pernah diam ditempatnya, akan berkarat dalam hatinya dan menumpulkan rasa cinta sesama.
Hidup mungkin bisa diibaratkan
sebuah competisi yang tidak akan pernah ada habisnya, tapi sekali lagi
persaingan disini bukan competisi tinju seperti perang artis Farhat Abas sama
anaknya Ahmad Dhani mungkin? Atau Perang fisik antara Jupe dan depe? Atau bahkan
adu jotos Nikita Mirzani yang lagi celeng karena pengaruh alkoholnya? Bukan itu
sob…
Contoh kasus simple ya, Pernah
ngak merasa bersaing sama rival kita, sama orang yang notabennya kita ngak
demen sama dia mungkin karena dia pacar mantan dan sebagainya lah.
So,seringkali kita sibuk ngurusin apa sih kekeurangan kita hingga tak Nampak dimatanya
bahwa kita banyak kurangnya. Beradu cantik, beradu bahagia, beradu kita merasa
paling istimewa dibandingkan rival kita. Setiap saat hanya sibuk mencari
kurangnya dia, membandingkan, dan mempercantik diri kita dengan sesuatu yang
fana. …abstrack….maya dipenglihatan.
Oke hidup memang tidak pernah
berhenti menemukan rival dimanapun kita berada, tapi adakah kemenangan sebuah
kepuasan batin jika ujungnya kita malah dibenci oleh sang Pencipta, naudzubillah.
Ini memang konyol buat saya, kadang saya terjebak dengan keadaan dimana setiap
pertarungan harus dituntaskan dengan kemenangan, ada hasrat dimana ingin merasa
diakui. Tapi nyatanya tidak !!
Persaingan itu adalah nafsu yang tidak akan pernah diam ditempatnya, akan berkarat dalam hatinya dan menumpulkan rasa cinta sesama.
Untuk apa hidup ini diisi dengan
rasa dengki di dalam dadamu, jika dia bukan lawan sebanding denganmu. Ketika
kita merasa bersaing dengan seseorang yang hanya kita butuhkan adalah
kemenangan, bukankah itu sebenarnya hanya nafsu yang terus diasah. Hanya ingin
dilihat sebagai orang hebat, hanya ingin dipuji dan dinilai lebih baik. Hanya…dan
hanya yang kita dapat…
Apa yang sebenarnya sedang kita
pertontonkan saat ini, entah itu berupa kebahagiaan, kepuasan batin dan
sebagainya dengan niat busuk, lantas untuk apa?....pasang status “makasih ya
sayang udah syg ma aku”, tidak penting kan? Jadi untuk apa?... hanya ingin
dilihat kamu itu “Istimewa”?...atau hati busuk itu lebih mengarah ingin menjadi
suhu panas yang meletupkan hati rival kita sesungguhnya.
Dan sesungguhnya itu tidaklah
perlu !!!
Bagi saya hidup ini bukan
kompetisi hanya sekedar untuk merasa diakui, kalian tahu amplas??...amplas
selalu mengosok-gosokan karat dibesi…pada akhirnya teksturnya yang kasar akan
licin dengan sendirinya dan tiada guna lagi, sedangkan besi akan terlihat
semakin jernih dan mengkilap.
Itulah persaingan yang dilakukan
pada orang-orang bodoh...melihat indahnya tipu daya keabsahan dunia ini yang
semu. Kita akan semakin terperosok dalam di lubang yang akan kita gali sendiri.
Akui saja semua kekalahan kita, meskipun sebenarnya kita adalah pemenang. Karena
seorang pemenang tidak akan takut dinilai kalah dalam segala hal, tidak
memiliki ambisi dalam hatinya untuk merasa lebih dalam segala hal, tidak akan
melukai hati banyak orang dengan lidah maupun sikap kita…Seperti Rasulullah saw
yang selalu santai dalam sebuah perang, tidak pernah berharap pujian atau
dedikasi apapun…itulah Rasulullah…