Kata-kata ini hanya punya si mamah, setiap kali
dia kasih uang kepengemis, tukang ngamen, dan lain-lain. Belajar dari niat, itu
intinya bukan seberapa banyak ataupun kecil pemberian kita pada orang lain.
Benar sekali katanya, berhaji itu panggilan jiwa bukan soal antara si kaya atau
si miskin. Mereka adalah tamu special Allah yang dipanggil untuk bisa ke mekah.
Haji bukan soal gelar birtitel H atau Hj tapi
ini soal kerinduan yang teramat sangat antara makhluk dengan sang penciptanya,
kerelaan atas harta, jiwa juga raga untuk khusyuk menjadi tamu pilihan-Nya.
Balik lagi soal ucapan tabungan yang kerap diucapkan mamah, pada dasarnya doa
itu obat mujarab untuk mempercepat keinginan. Entah siapa – siapa doanya yang
dikabulkan.
Itulah, kadang suka aneh ngedenger mamah bilang “
bang, ini buat nabung ke haji ya”, simple fikiran gw hanya berfikir ngak perlu
kok ngomong gitu, cz Allah pun tahu niat baik kita. Tapi perlu diingat juga
tidak semua manusia mau mendoakan sesama muslim tanpa diminta untuk
mendoakannya, wong kita sendiri aja kadang alpa buat ngedoain diri kita sendiri
kok, apalagi orang lain dan itu faktanya, benerkan?.
Jadi ngak ada salahnya kita meminta doa darinya
kebaikan atas diri kita sendiri. Allah memang punya rumus matematika tersendiri
dalam menghitung sedekah. Tidak ada yang tidak adil dan tidak mungkin baginya. Mama
itu orang yang gemar bersedekah, tidak pandang bulu jika ia berkesempatan untuk
memberikan uang akan ia berikan walaupun nominalnya sedikit, tua muda layak
atau tidak layak untuk diberi. Tapi balik lagi soal rumus matematika Allah,
sedikit itu tidak menjadi utama, yang utama adalah niatnya.
Dan Alhamdulillah niat yang lurus pasti akan
ketemu jalan yang lurus, kini dia sudah berangkat ke tanah suci, berkat
ucapannya “saya nabung ya, buat ke haji! ”. Well, lewat buku you word makes u,
kata-kata mu itu akan menentukan hidupmu. kebetulan banget dia bukan orang yang suka numpuk-numpuk harta, ngak punya kendaraan, ngak punya tanah juga,(lagi juga ngak ada hartanya..hehe) hartanya ya anak-anaknya dan keluarganya pun dari dulu gw hidup sederhana.
Sekali lagi dimata Allah tidak ada
yang tidak mungkin bagi-Nya apapun kehendak-Nya. Mari petik pelajaran yang satu
ini :-)
NB: maaf menganalogikan keluarga sendiri tidak bermaksud riya, hanya untuk contoh nyata saja..;-)
0 komentar:
Posting Komentar