Jujur ketika jaman mengubah semua peradaban saya merasakan
hal-hal yang bertentangan disini, seperti mengutip sebuah berita. Soal berita
pelecehan seksual , pornografi dan semakin maraknya orang terang-terangan mengumbarkan
apa yang harus dijaga , tapi sayang ini malah menjadi santapan hangat publik. Kadang
saya merasakan ambigu, aneh dan tidak tahu
harus melakukan apa, bagaimana dengan siapa bahwa Dan saya yakin bukan
satu-satunya manusia yang menolak berita pelecehan, pornografi dan sebagainya
marak di portal-portal berita tanah air.
Pernah berfikir ngak,
ketika kita harus masuk dan tiba-tiba terjerat
alur si penulis dengan bahasanya sontak kata hati langsung mengiba dan miris, tapi
disisi lain kita malah ketagihan dengan berita tersebut dengan judul ekstrim
tapi apa pernah terfikir di masing-masing kepala berita semacam itu hanya akan
membuat kepala kita mendeskrip “ini ternyata negara saya!!!!!” , “ ini budaya
bangsa saya “, “ ini hukum saya yang tidak bisa membuat efek jera bagi
pelakunya!!!”, “ ini masyarakat saya yang disuguhkan dengan berita
kekerasan,pelecehan, pornografi setiap harinya”, dan ternyata mental kita sama
seperti anak kecil yang semakin diberi pelajaran dia malah ingin terus mencoba-coba.
Alhasil?????.....
Kita terjebak dalam sebuah berita yang
tidak layak dikonsumsi.
Salut buat mereka para jurnalis yang bisa mengemas berita
semenarik mungkin untuk disantap, karena orang Indonesia saat ini lebih gemar dengan
berita-berita tersebut. Seperti anak yang disodorkan sebatang rokok kemudian
dihari kemudian ia meraskan nyaman dan enak selanjutnya menjadi kebiasan buruk.
Begitu juga informasi…..
“Tidak semuanya informasi mengajarkan baik , Ada yang harus
di filter untuk menyelamatkan generasi masa depan bangsa “.
Contohnya, kasus pemerkosaan terhadap anak yang dilakukan
bapak kandung, atau seorang guru berbuat mesum dengan muridnya, dan banyak
kasus lainnya yang menginterpretasikan bagaimana perkemabangan moral bangsa
bobrok dengan pemberitaan nyata yang “miris”.
Apa pernah terfikir …!!!!
Bagaimana perasaan keluarga yang ditimpa musibah kemudian apa
pernah terhitung orang yang tulus empati bukan hanya sekedar menyantap
kemalangan sesamanya,,, sayang kalaupun ada hanya segeintir manusia..!!!!
Bagaimana dengan bibit generasi bangsa yang harus dijejali informasi
tersebut???
Dengan kacamata informasi kita bisa menangkap dunia, tapi
tidak semua informasi menyodorkan kebaikan dan memberikan efek inspiratif bagi
para pembacanya. Apa selama berita tindak pelecehan yang ada sejauh ini pemerintah dan
beberapa organisasi pernah bertindak nyata untuk membasmi hanguskan apapun
tindak pelecehan yang ada??....
Bagi saya menyimak informasi ini seperti menelan duri ikan, yang
akibatnya bisa fatal menjalar dan mematikan. Jangan racuni generasi bangsa kita
dengan hal-hal yang menyudutkan moral
bangsa kita sendiri pada keterpurukannya. Jujur
kita dan saya atas nama wanita tidak butuh pemberitaan yang bisa
melemahkan genre kami disini, jauh dari itu ada upaya konkrit membasmi hanguskan semua tindak pelecehan dan
coleganya.
0 komentar:
Posting Komentar