Dari sudut ruangan tidak besar namun juga tidak kecil pikiran saya membayangkan masa depan ketika saya memutuskan untuk memilih salah satu jurusan yang akan saya tekuni ketika duduk di bangku perkuliahan. Pilihan untuk masuk dijurusan yang saat ini saya jalani mungkin bisa dikatakan tidak sepenuh hati, Loh kok bisa? Pertanyaannya adalah mengapa sampai saat ini saya masih bisa melanjuti hingga semester 7 ?.
Tanggung...!!! Mungkin itu salah satu alasan yang membuat saya tetap bertahan ketika salah jurusan. Namun hal yang paling mendasar sebenarnya bukan itu, Saya ingin belajar menyukai sesuatu yang tidak saya sukai. Awalnya memang sulit, tapi belakangan ini saya malah berfikir mulai terbiasa dengan sesuatu yang sedang saya jalani.
Mungkin ini juga yang tengah dirasakan sebagian orang, Masuk perkuliahan dijurusan yang sebenarnya kalian tidak sama sekali minati, tidak berbakat tapi cukup bermodalkan nekat. Atau sebagian mereka bilang ini tanggung. Yupss... awalnya saya juga hampir menyerah, keinginan saya sebenarnya ingin masuk salah satu jurusan komunikasi di bidang jurnalistik. Namun apa boleh buat waktu selama ini membuat saya akhirnya terbiasa dengan jurusan yang terbilang buta dan tidak memiliki minat sama sekali kedepannya untuk apa.
Ketika Nasi Menjadi Bubur
Aa Gym sering sekali membahas perumpamaan “ketika nasi menjadi bubur”, kita memang tidak bisa mengembalikan bubur kembali menjadi nasi namun kita bisa menambahkan dengan pelengkap lain sehingga bubur tersebut lebih nikmat dimakan dibandingkan dengan nasi biasa. Ini mungkin salah satu pelajarn peting untuk kita. Penyesalan memang selalu datang terlambat, namun sesuatu yang terlambat itu bisa kita tata dengan hati serta semangat yang ikhlas, melengkapi semua kekurangan tersebut.
Bayangkan orang lain dan diri sendiri
Ketika biaya, tenaga, fikiran semua yang telah orang tua korbankan untuk kita, seharusnya kita bisa bersyukur. Masih banyak diluar sana mereka yang tidak bisa kuliah atas dasar benturan biaya yang tidak memadai. Itu jika kalian yang masih dibiayai oleh keda orang tua, untuk yang membiayai kuliahnya sendiri baiknya kalian berfikir ulang untuk pindah jurusan. It’s ok jika kalian masih duduk di semester satu namun jika sudah semester jauh, bayangkan juga berapa banyak waktu, tenaga, materi yang kita buang percuma?. Coba berfikir kedua kali dan coba tatap tatapan wajah orang-orang yang menanti kelulusan kalian dengan doa yang terus mereka panjatkan.
99% Kemauan dan 1% Bakat
Kata filosof kita hanya memiliki 1 % bakat saja dan 99% adalah kemauan. Jadi bukan hal yang mustahil ketika kita tidak memiliki bakat di jurusan tersebut kemudian kita merasa tidak mampu untuk mengikuti perkuliahan, menyerap materi yang di dapat menjadi hal yang mungkin dengan adanya kemauan. Yang terpenting adalah kemauan, tekad serta usaha keras untuk bisa membuktikan paling tidak pada diri kalian sendiri “ Saya Pasti Bisa”atau “ Saya Harus Bisa”. Tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini, hanya saja kita terlalu berfikir bahwa kita tidak mampu melewati ini semua. Padahal kata lagu D’masiv
“ Tuhan pasti kan menunjukan kebesaran dan kuasanya, bagi hambanya yang sabar dan tak kenal putus asa”
Tuh kan... semua pasti bisa asalkan kalian bisa melawan rasa ketidakmampuan itu menjadi sesuatu yang menyenagkan untuk masa depan kalian.
Bersyukur
Bersyukurlah bahwa sampai saat ini kita masih bisa bernafas, kita masih bisa diberi kemampuan untuk melakukan aktifitas. Manusia memang tidak akan pernah puas tapi hanya dengan rasas yukur kita bisa mengendalikan itu semua. Setidaknya sesuatu hal yang tidak kita inginkan ketika salah jurusan mungkin menjadi satu hikmah untuk kalian bahwa masih bisa diberi kabahagian oleh Allah untuk bisa menikmati masa-masa kuliah.
Alhamdulilah, hikmah Salju (salah jurusan) ini akhirnya mampu membuat saya mendapatkan beasiswa dari kampus dengan Indeks Prestasi yang cukup memenuhi kriteria. Awalnya saya fikir ini tidaklah mungkin,namun saya yakin setiap usaha dan kerja keras untuk menjadikan sesuatu yang tidak mungkin menjadi mungkin itu bisa terwujud. Tidak lepas dari semangat orang-orang terdekat yang berada disamping saya seperti orang tua, sahabat. Dengan semangat dan kerja keras itulah kedua modal awal untuk mengejar keterbatasan kita. Semoga bermanfaat ^^ .
12 komentar:
hampir sama problemnya..udah beberapa semester aku juga menyadari kalau salah jurusan tapi ya itu tanggung. Aku lebih suka Desain tapi melah ngmabil Sistem informatika ya lebih banyak hal bisnis dan teknikalnya. Tapi bersyukur juga bisa belejar tentang sisi teknik, tapi tetap belajar design juga secara mandiri. Keep spirit walau salah jurusan :)
meski salah jurusan yng penting enjoy ya...tetep semangat deh pastinya
Wah, benar-benar... 99% kemauan , 1% bakat. Tapi setelah masuk, dan sudah jadi bubur... sekalian nyebur biar tetap terlatih di bidang tersebut.
Sukses ya Prita. Bagus blognya.
Prita, saya buat link ke blog ini ya dari blog saya. pisss.. hehehe, habis bagus artikelnya.
Man jadda wa jadda.
tidak ada sesuatu yang mudah, tetapi tidak ada sesuatu yang tidak mungkin ..Salam
bagiku,,tidak ada yang namanya salah jurusan,,selama kita masih terus belajar, jadi apapun itu akan terlaksana..!!ambil 1 pilihan dan jangan mundur.
hmmm... salah jurusan? anggap saja itu pilihan kita yang kita tentukan sendiri. jalani saja.
mirip sama gw... gw suka IT tapi kuliahnya malah ekonomi ahahaha
hikmah pasti ada ketika salah jurusan... so tetep jalanin aja n nikmatin
all: makasih ya,,,ini tulisan untuk sama-sama kita bisa tukar pikiran,,, semoga bermanfaat buat kalian and buat saya juga pastinya...amin:)
kesuksesan berasal dr kesalahan-kesalahan, jalani dgn semangat krn semua yang kita lakukan selalu mempunyai manfaat, apa yang kita berikan akan kembali kepada kita lg :)
Posting Komentar