Senin, 07 Januari 2013

Zona Aman Yang Mematikan




Lebih baik hard work atau hard hope?, kalau saya bilang bersikukuh di zona aman hanya untuk bertahan karena alasan yang ngak masuk diakal hanya akan mempeparah keadaan. Banyak kasus mereka yang ingin hengkang dari zona aman Karena bukan berada di bidangnya atau bahkan mereka yang haus akan mencari atau bahkan mengeksplore  apa yang  menjadi X-faktor dalam hidupnya. 

Orang bilang karier itu dinamis, ia akan bergerak dengan waktu dan bagaimana kemampuan tingkat intelektual dan pemahaman diri bisa larut dalam lingkungannya. Saya bukan orang pertama yang bisa merasakan kejenuhan yang sangat ketika pekerjaan yang dilakukan harus brulang-ulang dengan porsi yang sama, sedikit tantangan mungkin hanya untuk “ secure income” buat kebutuhan hidup, meneganaskan bukan?. 

Gerah rasanya bicara idealis karena faktanya setiap karyawan yang bekerja pasti mengharapkan “income” tak dipungkiri. Dusta kalo mereka bilang “Gw cari kebahagian “ endingnya Pity pasti juga menjadi acuan muna atau ngak muna. Fakta unik ketika saya memiliki seorang sahabat yang sudah mendapat gelar sarjana, ia seakan merasakan krisis percaya diri ketika mendapat gelar “S” dengan embel-embel dibelakangnya. Ia mungkin bisa mudah mencari dan bereksplore ke perusahaan yang satu ke perusahaan yang lain, pada akhirnya ia memutuskan untuk stay ditempat yang dia bilang bisa menjamin keidupannya dengan secure income yang lumayan. 

Kemudian waktu berlalu sampai pada akhirnya ia menemukan titik jenuh,diwaktu yang bersamaan ia berusaha tetap bertahan 2, 3 bahkan beberapa bulan berikutnya, ia masih mencoba bertahan diposisi dalam kasus yang sama. Salah satu alasan mengapa ia bertahan ialah dengan income yang besar, tapi setiap gerak-geriknya dibatasi dan jujur pekerjaannya adalah pure merupakan kewajiban dan bukan mencerminkan dirinya sendiri.ini yang dibilang ngenesin!!.
 
 “ manusia yang paling beruntung ialah manusia yang bisa hidup menjadi dirinya sendiri bukan masalah apa yang didapatkan lalu mudah sirna tetapi orientasinya adalah bagaimana ia memberikan manfaat terbaik dalam pekerjaannya”

Saya jadi ingat sebuah buku yang berjudul “ bibir tersenyum, hati menangis” bagaimana kita pandai berkamuflase pada kenyataan. Karena ketika bertahan pada zona aman dilandasi dengan  hal-hal yang sebenarnya bukan berisikan income, bukan hanya sekedar materi sudah dipastikan kita  jauh lebih bahagia meskipun tidak dipungkiri hidup butuh pity tapi sayang, kenyataannya pity ngak butuh tahu siapa yang hidup, bener ngak?. 

Mencari pekerjaan di jaman sekarang memang sulit, bahkan buat mereka yang sudah memiliki gelar “S” dan embel-embel dibelakangnya juga masih galau ingin menjadi apa. Saya bukan mengajak kalian untuk berfikir idealis tanpa menelan semua rasa bersyukur yang telah tuhan berikan untuk kita, jauh disamping ketika kita berfikir jenuh berada di zona aman tolong pertimbangkan lagi kedepannya apakah di tempat ini akan menjadi tempat terakhir kalian bekerja, atau bahkan sebenarnya kalian hanya membohongi diri sendiri karena tidak menemukan hal apapun di zona aman tersebut. Singkatnya kalian pasti memiliki faktor X yang bisa dieksplore ditempat lain tanpa harus mengeluh di Zona aman jika sudah tertekan pada keadaan. 

Kalau masih butuh ya jangan mengeluh, tapi kalau keluar dari zona aman lebih banyak faedahnya atau manfaatnya, why not? Tapi kuncinya satu “harus yakin setiap kali keputusan yang diambil” karena keyakinan bisa menumbuhkan sugesti kearah yang lebih baik. So, kalau merasa yang kalian pertahankan ini memang tidak akan memberikan hal yang berharga buat hidup kalian untuk apa dipertahankan, sebenarnya masih banyak pilihan diluar sana hanya saja kita memandangya dari satu sudut di dalam ruang tumpul. Tapi sebaliknya jika apa yang kalian pertahankan saat ini masih menguntungkan diri kalian pribadi dan orang lain tak ada salahnya untuk diperbaiki dengan analisis starategi yang baik.

Oh ya satu lagi setiap keputusan pasti sebungkus dengan resikonya, tidak  mungkin tidak beresiko, jadi setiap resiko hadir dan mengajari bagaimana kalian untuk mengambil sebuah konsekuensi. Hidup itu sebenarnya adalah sebuah pertandingan untuk mengalahkan tantangan baru.

0 komentar:

Posting Komentar