Ya, kita memang boleh berbangga
atas apa yang kita punya dan boleh jadi setiap rasa yang mendengar kebahagian
kita pun ikut merasakan hal yang sama, tapi apa jadinya bila kebahagian yang
kita tebarkan malah memberikan kesedihan untuk orang lain?. Itulah mengapa,
manusia selalu punya “ proud” tersendiri untuk menghargai dirinya, sebuah
penghargaan yang layak tapi sayang tidak layak jika tujuannya malah membuat “ain’
untuk orang lain.
Ketika dalam bukunya dr.Aidh
al-Qarni pernah berucap, salah satu penyakit manusia yang mampu melumpuhkan
orang lain / sesama muslim ialah “ain” yakni penyakit mata atau kita sering
menyebutnya membeberkan kebahagian, keberhasilan dan kesuksesan kita yang
justru malah menyakiti/ bahkan melukai mereka yang notabennya tidak bisa
sepertinya. Ain sendiri lebih dekat seperti “riya”atau pamer dan seringkali kita
tertipu padanya.
Itulah mengapa judul tulisan ini “Setidaknya
Kamu Masih Beruntung “ bentuk kalimat yang mungkin sedikit kurang enak di
dengar. Ya, kita harus jauh merasa lebih beruntung dari mereka dibanding orang
lain yang tidak pernah mamiliki atau mendapatkan apa yang kita punya saat ini.
Cara mensyukuri nikmat yang terbaik ialah “ketika tidak ada satupun orang yang
merasa iri atas nikmat yang kita punya”. Wallahualam J