Cinta dilipat dalam versinya..
Dulu itu cinta buatku adalah menungu kotak bingkisan si dia saat
bertamu…
Menunggu “please call me” saat ingin menyapa rindu…
Merangkai noktah surat romantis dicatatan putih abu-abu….
Sambil membawakanku sebungkus martabak favoritku…
Rasa itu seperti terbata-bata tanpa arah mata angin
Hal terlugu hanya sekedar mengunggu dibangku itu…
Dengan pipi memerah tiba-tiba, hanya sekedar melihatmu dari
kejauhan….
Kadang cemburu bukan hanya sekedar bumbu, tapi juga menjadi
garnish dipelengkapnya…
Buatku cinta dalam versi dulu itu masih soal menunggu,,,
Entah senyum terakhirmu kau semat untuk siapa…
Paling tidak ada usaha untuk menunggu kapan saatnya senyum
itu bisaku nikmati sendiri
Kadang kepalaku seperti perlintasan, kadang kosong kadang
penuh dengan tingkahmu
Seiring waktu kejenuhan berserta logikaku berkembang begitu
pesat…
Aku semakin mudah menerka hidup dengan nalar…
Kepalaku tak lagi buntu
tanpa sandarannya…
Diantara perempuan-perempuan lainnya, aku tak lagi memandang
cinta dalam botol kosong tanpa tutup
Aku lebih suka mencari air di dalamya,bukan kemasannya…
Kini cinta mengubah versi terbaruku..
Dan ternyata bukan lagi kotak bingkisan dan sebungkus
martabak favoritku
Layak untuk ku tunggu…
Ini juga bukan atas logika yang berkembang dalam versinya..
Saat tak lagi cinta seperti matematika buatku, dalam
penjumlahan dan pengurangan akan ku temui nol
Dalam pembagian dan perkalian tetap kutemukan sama
dengan nol
Saat cinta juga bukan seperi mempelajari basis data, untuk menyimpannya pada sebuah
database
Cinta itu berubah ketika memandang dengan caranya….
Ketika aku butuh sebuah Kebebasan, pengertian dan juga hak
di dalamnya…
Cinta itu berubah di dalam labirin-labirin lebih unggul murni
tanpa kotoran
Tanpa angan dan energi atas molekul-molekul tak sinkron
Aku lebih memandangnya kepada senyawa kimia yang bisa saling
melarutkan
Seperti mengupas kotak –kotak dua warna dalam permainan
catur
Dan pada akhirnya ada kemenangan sesudahnya…
Kemenangan yang punya isi melegakan setiap makhluk yang
meneguknya..
Tidak seperti orang kesetanan yang tak kembung ketika meneguk
air laut…
Dan kini dalam versiku
Cukup secangkir saja
Cukup tambahan perasa untuk meneguknya…
Dan itulah cinta dalam versinya
0 komentar:
Posting Komentar