Senin, 29 April 2013

Setidaknya Kamu Masih Beruntung





Ya, kita memang boleh berbangga atas apa yang kita punya dan boleh jadi setiap rasa yang mendengar kebahagian kita pun ikut merasakan hal yang sama, tapi apa jadinya bila kebahagian yang kita tebarkan malah memberikan kesedihan untuk orang lain?. Itulah mengapa, manusia selalu punya “ proud” tersendiri untuk menghargai dirinya, sebuah penghargaan yang layak tapi sayang tidak layak jika tujuannya malah membuat “ain’ untuk orang lain. 

Ketika dalam bukunya dr.Aidh al-Qarni pernah berucap, salah satu penyakit manusia yang mampu melumpuhkan orang lain / sesama muslim ialah “ain” yakni penyakit mata atau kita sering menyebutnya membeberkan kebahagian, keberhasilan dan kesuksesan kita yang justru malah menyakiti/ bahkan melukai mereka yang notabennya tidak bisa sepertinya. Ain sendiri lebih dekat  seperti “riya”atau pamer dan seringkali kita tertipu padanya. 

Itulah mengapa judul tulisan ini “Setidaknya Kamu Masih Beruntung “ bentuk kalimat yang mungkin sedikit kurang enak di dengar. Ya, kita harus jauh merasa lebih beruntung dari mereka dibanding orang lain yang tidak pernah mamiliki atau mendapatkan apa yang kita punya saat ini. Cara mensyukuri nikmat yang terbaik ialah “ketika tidak ada satupun orang yang merasa iri atas nikmat yang kita punya”. Wallahualam J

Jumat, 26 April 2013

Kita dan Karikatur


Kita memang berbeda dengan karikatur yang dilukis sedemikian menarik oleh seniman, seringkali seniman konyol menyindir halus dalam bahasanya lewat gambar. Korbannyapun tak pandang bulu entah itu para koruptor, artis papan atas dan lain sebagainya. Kalo di bilang kita itu persis seperti pelakon seni yang sedang pentas diatas panggung, lalu apa bedanya kita seperti karikatur nyentrik para seniman?. 

Sob, hidup ini dimainkan oleh mereka  baik orang pinter,rata-rata, juga (maaf) orang bodoh. Kita adalah special buat kita, kita adalah indah buat kita dan kita adalah terbaik buat kita tapi sayang itu penilaian kita. Esensi dari tema ini adalah peran si seniman ketika membuat karikatur cukup dianalogikan ia sebagai sisi orang lain dan kita adalah karikatur hasil dari buah kepalanya. Unik memang, kadang kita merasa ‘kesal’, ‘keki’, atau acapkali mengutuk keisengan mereka yang menciptakan sebuah karya tanpa tedeng aling-aling. 

Diluar dari tema karikatur para seniman konyol itu, ada satu pencipta seni tunggal yang paling tahu karakter kita. Ya, dia adalah Tuhan!, Tuhan yang mampu mendeskrip semua lahir batin kita Dia juga yang mengenal kita jauh dibanding pengenalan Ibu terhadap anaknya. Pesan yang saya ingin sampaikan cukup singkat.

“Ketika seseorang mendeskrip kita dengan kepalanya, tidak ada gunanya kita menimpal dengan lidah yang kita punya, juga jangan bertingkah sama. Sebab, Tuhan hanya memberikan satu titik pandangan manusia sisanya hanya antara benar dan salah tapi, Tuhan sang perekayasa dunia mampu melukis kita tanpa harus dijadikannya sebagai karikatur konyol santapan publik. Dia yang menutupi kekurangan kita yang menggunung juga dia yang memuji kita seluas langit dan bumi”.

Wallahualam :)



Kamis, 25 April 2013

Gulali Cinta Versi Dulu




Soal gulali dan cinta itu  mengandung konotasi abstrak yang tak bisa diraba, ya masih soal manisnya gula di pangkal lidah, cinta bisa mendeskripsikan rasa manis tanpa pelarut apapun selain air liur. Makanan yang satu ini tidak pernah pahit kecuali dicampur ramuan jamu atau paling tidak setetes kopi tanpa gula.
Dengan mudah semua bisa dirasakan lidah, menarik bukan?. Lidah bisa tersinkronisasi mengadopsi beragam rasa, tapi yang paling indah ketika pangkal lidah berperan mencicipi manisnya gulali.

Semanis Lolipop, Gulali dan Rambut Nenek 
Sob, waktu kecil kita pasti tak akan pernah lupa dengan  jajanan favorit fersi SD. Siang  ini mengajak saya untuk bernostalgia  masa-masa “cilik” alias SD. Biasanya di area sekolah sudah berjejer tukang jualan jajanan dari mainan, makanan, minuman dan lain-lain. Ketika SD saya paling gemar mencicipi  jajanan manis seperti Lollipop, Gulali, an Rambut Nenek.





Paling Nikmat Ngemut “Lolipop”
Kalo di kelas makan lollipop harus curi-curi  kesempatan biar ngak keliatan sama guru.  Masih sempet ngemut lollipop di kelas secara sembunyi-sembunyi, apalagi kalo jam  istirahat sudah habis, hmm kayaknya sayang banget kalo harus ngebuang lollipop.
Dari sekian rasa gw paling suka sama rasa susu, dan buah-buahan kalo dulu beli  Rp. 1000 udah dapet  4 batang. Kalo  sekarang mungkin cuma dapet satu.



Gulali + mentega + Seres @all in 1
Kalo sekarang gulali udah banyak fariasinya, bisa dibentuk bunga, burung, dan banyak lagi.. tapi gulali yang paling gw incer itu gulali fersi jadul, tapi sama sekali ngak ngurangin rasa nikmat malah rasanya nampol banget.
Biasanya si abangnya jual banyak warna, kita tinggal milih warna apa aja, terus gulali diputer pake batang kayu kemudian dibaluri sama mentega terakhir ditabur sama seres warna-warni. Gulanya ngak keras seperti gulali yang sudah di bentuk tapi sedikit lembek terus rasa gulanya berasa banget.hmmm.. nyumi


well, gulali emang so sweet banget deh persis kayak cinta bisa nebak rasanya cuma lewat mata kalo itu manis.




Kita & Soal Mimpi

















Kita memang berbeda, bahkan memang harus berbeda
Jangan salahkan takdir mengutuknya
Karena takdir tidak akan berpihak meski kita harus berputar arah
Aku ingat saat dimana duduk diatas ranjau
Mencari jarum dalam jerami… dan menampung air laut dikedua tanganku…
Aku tidak pernah  bilang “ ini lelah buatku”
Karena kamu dan mimpi adalah dua hal yang sama
Apa yang kau lihat dariku hebat sebenarnya tidak ….
Apa yang kau nilai dariku tangguh sebenarnya juga tidak…
aku menikmati hari yang berselaput mahkota
entah pada titik dimana rasa syukur akan sama
karena tidak ada yang sama rata….
Dunia mungkin bisa menjatuhkanku berkali-kali,,,
Tapi, dunia juga harus tahu bahwa aku bisa bangkit berkali-kali
Ini bukan kebetulan, tapi ini keharusan..
Tak  perduli orang mendeskrip kita dengan kepalanya
Aku tak ingin bilang, itu bukan aku
Karena buatku orang lain tidak butuh mulut dan lidahku…