Jumat, 29 November 2013

Haruskah Kita Bersaing, Jika Hatimu....







Persaingan itu adalah nafsu yang tidak akan pernah diam ditempatnya, akan berkarat dalam hatinya dan menumpulkan rasa cinta sesama.


Hidup mungkin bisa diibaratkan sebuah competisi yang tidak akan pernah ada habisnya, tapi sekali lagi persaingan disini bukan competisi tinju seperti perang artis Farhat Abas sama anaknya Ahmad Dhani mungkin? Atau Perang fisik antara Jupe dan depe? Atau bahkan adu jotos Nikita Mirzani yang lagi celeng karena pengaruh alkoholnya? Bukan itu sob…

Contoh kasus simple ya, Pernah ngak merasa bersaing sama rival kita, sama orang yang notabennya kita ngak demen sama dia mungkin karena dia pacar mantan dan sebagainya lah. So,seringkali kita sibuk ngurusin apa sih kekeurangan kita hingga tak Nampak dimatanya bahwa kita banyak kurangnya. Beradu cantik, beradu bahagia, beradu kita merasa paling istimewa dibandingkan rival kita. Setiap saat hanya sibuk mencari kurangnya dia, membandingkan, dan mempercantik diri kita dengan sesuatu yang fana. …abstrack….maya dipenglihatan.

Oke hidup memang tidak pernah berhenti menemukan rival dimanapun kita berada, tapi adakah kemenangan sebuah kepuasan batin jika ujungnya kita malah dibenci oleh sang Pencipta, naudzubillah. Ini memang konyol buat saya, kadang saya terjebak dengan keadaan dimana setiap pertarungan harus dituntaskan dengan kemenangan, ada hasrat dimana ingin merasa diakui. Tapi nyatanya tidak !! 


Persaingan itu adalah nafsu yang tidak akan pernah diam ditempatnya, akan berkarat dalam hatinya dan menumpulkan rasa cinta sesama.

Untuk apa hidup ini diisi dengan rasa dengki di dalam dadamu, jika dia bukan lawan sebanding denganmu. Ketika kita merasa bersaing dengan seseorang yang hanya kita butuhkan adalah kemenangan, bukankah itu sebenarnya hanya nafsu yang terus diasah. Hanya ingin dilihat sebagai orang hebat, hanya ingin dipuji dan dinilai lebih baik. Hanya…dan hanya yang kita dapat…

Apa yang sebenarnya sedang kita pertontonkan saat ini, entah itu berupa kebahagiaan, kepuasan batin dan sebagainya dengan niat busuk, lantas untuk apa?....pasang status “makasih ya sayang udah syg ma aku”, tidak penting kan? Jadi untuk apa?... hanya ingin dilihat kamu itu “Istimewa”?...atau hati busuk itu lebih mengarah ingin menjadi suhu panas yang meletupkan hati rival kita sesungguhnya. 

Dan sesungguhnya itu tidaklah perlu !!!

Bagi saya hidup ini bukan kompetisi hanya sekedar untuk merasa diakui, kalian tahu amplas??...amplas selalu mengosok-gosokan karat dibesi…pada akhirnya teksturnya yang kasar akan licin dengan sendirinya dan tiada guna lagi, sedangkan besi akan terlihat semakin jernih dan mengkilap. 

Itulah persaingan yang dilakukan pada orang-orang bodoh...melihat indahnya tipu daya keabsahan dunia ini yang semu. Kita akan semakin terperosok dalam di lubang yang akan kita gali sendiri. Akui saja semua kekalahan kita, meskipun sebenarnya kita adalah pemenang. Karena seorang pemenang tidak akan takut dinilai kalah dalam segala hal, tidak memiliki ambisi dalam hatinya untuk merasa lebih dalam segala hal, tidak akan melukai hati banyak orang dengan lidah maupun sikap kita…Seperti Rasulullah saw yang selalu santai dalam sebuah perang, tidak pernah berharap pujian atau dedikasi apapun…itulah Rasulullah…



I wanna some drink


Ketika haus yang kita butuhkan hanyalah minum,, cukup hanya secangkir saja
Ku tak butuh banyak hanya beberapa teguk saja..
Dan aku tidak ingin berlebihan meneguknya…
Setelah ini akan kulanjutkan perjalanan baru
Tanpa peta dan kompas tumpuan
Tanpa bekal apapun
Tapi sungguh aku dahaga dan kering disini…
Entah berapa kilometer lagi ku sampai ditujuan..
Terlalu lama buatku jenga…
Apa lagi tipuanku untuk menutupi hausku..
Ataukah aku harus bersandar dimana saja
Hanya sekedar melupakan dahagaku..
Entah !!!!

Created by : Prita Nurcahya

Senin, 18 November 2013

Untuk Bilang Cinta, Haruskah Dunia Tahu?




Love bebh, merasa dicintai deh… (masang status di social media), kenapa yak kok ungkapan begini  gw nilainya malah terkesan lebay. Sory nih yang merasa ngak asik sama tulisan gw, tapi yuk kita sharing bagaimana ungkapan tersebut harusnya berada.

Ada tiga tipe manusia ketika ia mengungkapakan cintanya kepada pasangan. Satu, mereka yang ketika bilang cinta lebih seneng kalo orang lain tahu, di ekspos dan kalo perlu dunia beserta antek-anteknya juga pada tahu.xixixixixi ini yang gw bilang lebay...alay...(kata mamah Dedeh) Kedua, mereka yang lebih ska mengungkapkan cinta pada pasangannya berdua saja alias heart to heart, ngak perlu orang lain tahu, yang penting ungkapan itu hanya mereka berdua yang berhak tahu. Kalau saya tebak tipe yang kedua ini lebih romantis dan peka terhadap perasaan teman-temannya yang mungkin tak seberuntung kita kisah cintanya. Dan yang ketiga adalah dia yang tidak suka mengungkapan cinta baik dibibir maupun perlu pasangannya tahu, tipe yang seperti ini lebih mengarah cuek bebek, padahal dalam hubungan itu dijalin harus ada saling mengisi dan melengkapi. 

Alkisah nih buat tipe ketiga, ini kisah nyata bebek aja yang sering kita bilang cuek bebek ternyata lebih setia dan berhati loh.
Cerita keluarga kecil bebek dirumah nenek gw, mereka hidup rukun bersama anak-anaknya, suatu hari si bebek jantan di bawa nenek gw kerumah tetangga sebrang buat ngebuahin si bebek betina tetangga kakek gw tersebut karena ngak bertelur2. Selang beberapa lama si bebek jantan tersebut tingal di rumah tetangga, tapi uniknya si bebek betinanya ngak bertelur-telur. Kekeselan akhirnya tetangga nenek gw balikin lagi tuh bebek ke rumah nenek gw .
Pas setibanya di rumah si bebek betina bersama anak-anaknya, tiba-tiba cuek dan ngak mau dideketin si bebek jantan. Mungkin kalo kata kita “ si bebek betina merasa cintanya dikhianati”, berkali-kali si bebek jantan mendekati bebek betinanya, tapi yang ada bebek betinannya malah lari-lari dan ngak mau di deketin. Semenjak itu sebebek jantan pun seolah frustasi dan melarikan diri, and ngak lama tuh bebek jantan di potong sama nenek gw, soalnya kasian katanya ngeliatnya. Putus asa untuk mendapatkan kepercayaan dari si betinannya. Hehhe itu cerita beneran loh.
 
Jadi kalo dibilang orang cuek bebek itu kalah sama bebek, bebek aja sangat membutuhkan bentuk cintanya kepada pasangannya, palagi kita yang punya akal dan hati.Dalam kisah tersebut si bebek betinanya mungkin bilang begini" kalau udah berkhianat jangan harap deh balik lagi" hehehe.  Nah kalo yang seperti ini kayaknya ada dalam sisi wanita, wanita itu memang diciptakan untuk menerima. Jika awalnya mereka memberikan cinta pada pria, ujung-ujungnya mereka butuh status peneriman bentuk kasih sayang pria yang detail. 

Jadi kalo ada orang sok cuek terhadap pasangannya, perlu diragukan kesetiaannya, karena menurut gw ngak ada manusia yang bisa cuek sama pasangannya tanpa bukti apapun. Kalo kita sama-sama wanita kita pasti ingin dipuji, dicintai meskipun tak perlu orang lain tahu. Diantara ketiga tipe diatas gw lebih memilih tipe pasangan kedua. Ungkapan cinta yang heart to heart, meskipun kisah cinta gw bukan bak romeo n juliet atau rama dan shinta dalam kisah perwayangan, kisah cinta gw cukup gw dan pasangan gw yang tahu.

Setelah lama berkelana mencari, mendapatkan dan melepaskan cinta saat dulu, gw lebih banyak belajar kalau bukan saatnya hebring-hebring cinta di khalayak umum, tidak juga bungkam untuk mendapatkan dan mengungkapkan cinta pada pasangan. Gw lebih seneng ngak ada orang yang tahu dapur rumah tangga gw (istilahnya), gw sadar sesuatu yang berlebihan itu ngak baik apapun itu,meskipun mungkin gw ngak sebaik orang-orang yg gembar-gembor soal cintanya. Makanya gw lebih memilih biasa-biasa aja, soal hati itu adanya dibalik daging dan dilindungi oleh kulit kita, jadi hanya sang pencipta saja dan orang yang benar-benar wajib mendapatkan ungkapan itu yang layak tahu. (versi gw)

Hati-hati loh, seringkali kelemahan dan kelebihan kita bisa menjadi ancaman buat kita sendiri, semakin bertambah usia dan pengalaman kita harus menjadi pembelajar sejati, bukan hanya menjadi keledai yang jatuh dilubang yang sama. Kita juga harus menghidupkan hati ini agar orang lain yang ngelihat kita tidak memendam iri atau dengki. Sering kita menyalahkan orang lain yang iri dan dengki akan kisah cinta kita, padahal banyak sediktnya sikap kita punya andil kesalahan besar disana. Ibarat kata tidak akan ada asap jika tidak ada api....

Hanya sekedar share aja buat temen-temen, gw juga bukan pakar cinta dan gw juga masih belajar mencintai pasangan gw dengan cara dan prilaku yang wajar. Istilahnya kesenangan dan kebahagian yang tidak perlu digembor-gemborkan ke publik, tidak perlu lah kita lakukan karena siapa yang tahu kalau ternyata dibalik kebahagian kita malah menyakiti banyak orang yang tidak bisa sebahagia kita, betul ngak?. 

Well, hanya sekedar perenungan saja… mengungkapkan cinta itu ibarat makan buah simalakama...tapi kalo mengungkapkannya pada siapa dan dimana dengan benar insyaalah akan lebih berarti.  Dan kita akan jauh lebih bisa bersikap seperti kedua orang dewasa yang sedang jatuh cinta pada umumnya,lebih indah dan bijaksana bukan?.

Kamis, 14 November 2013

Sehari Tanpa Gadget di Commuterline



Beruntung saya bukan gadget holic, jadi ngak terlalu kepikiran sampe ngak bisa tidur ngeliat tetangga punya laptop baru, ngeliat temen kantor punya smartphone keluaran terbaru yang katanya udah pakai apatuh katanya,OS android jelly-jely whatever lah apa namanya. Bicara soal kebiasaan manusia dengan gadgetnya saya jadi teringat dengan realita kebisaan banyak orang memainkan gadgetnya di transportasi umum merakyat yakni commuterline. 

Tak dipungkiri gadget adalah salah satu barang wajib yang senantiasa mengihasi setiap sudut gerbong demi gerbong di commuterline, kehadirannya sangat lengket ditangan, kalah deh tuh cincin kawin xixixi. Saat itu kondisi commuterline sangat tidak memungkinkan untuk bergerak kesegala sisi, banyak orang yang berusaha bergerak untuk mendapatkan ruang kosong atau setidaknya bisa bernafas lega. Tapi dalam situasi ini yang saya heran, mengapa banyak sekali orang yang masih berkutik dan memagang gadget kesayangannya hingga terkesan “emang gue pikirin”. Well, okelah jika kondisi gerbong longgar tapi bisa dibayangkan jika kita pekerja kantoran yang sudah barang tentu tahu betul kapan jadwal commuterline saat tengah padat-padatnya. 

Saya yakin mereka ini oang-orang pintar, tapi entah mengapa isi hati saya bilang orang pintar belum tentu berhati. Saya melihat hubungan manusia dengan manusia sangat mudah digilas perubahan jaman, berkat teknologi kita bisa saling tak peduli. Tapi saya yakin diantara kebanyakan orang yang memainkan gedgetnya dengan jari-jari indah mereka, ada juga yang loh yang respect sama keadaan sekitar. Seperti sadar diri apa yang sehrusnya tidak dilakukan mengingat situasi dan kondisinya tidak memungkinkan. 

Tapi jujur loh, gadget  yang mulanya diciptakan untuk mempermudah manusia melakukan tugasnya, kini berganti menjadi benda yang begitu sulit lepas dari fenomena kehidupan sehari-hari. Coba deh jika commuterline itu ada peraturan sehari tanpa gadget? Ayo bisa ngak ya?. Tidak dipungkiri loh kendatipun katanya gadget menjadi barang penting yang tidak bisa lepas dari kehidupan sehari-hari, tapi kalo digunakan ditempat umum bukannya leih sering dijadikan sebagai ajang pamer dan yang lebih merugikan ialah ketika mata penjahat tidak lepas dari gadget yang kita punya, bukan tidak mungkin kan gadget itu bisa pindah ke tangannya.
Semoga ini bisa menjadi renungan santai buat kita, bahwa menggunakan gadget ada tempatnya dan yang pasti harus balance, jangan mau dibodohi oleh teknologi canggih. Karena sesuatu yang berlebihan itu ngak baik, so gunakan gadget sewajarnya aja deh tetap jalani hidup normal dengan interaksi sosial.